JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan kritik tajam kepada Presiden Rusia Vladimir Putin terkait uji coba rudal jelajah bertenaga nuklir yang dilakukan Moskow. Trump menilai, alih-alih menunjukkan kekuatan militer, Rusia seharusnya fokus mengakhiri perang di Ukraina yang tak kunjung usai.
“Kalian seharusnya mengakhiri perang, perang yang seharusnya berlangsung selama satu minggu kini telah memasuki tahun keempat, itulah yang seharusnya kalian lakukan alih-alih menguji coba rudal,” ujar Trump kepada wartawan, seperti dikutip dari rekaman audio Gedung Putih, dilansir Reuters, Selasa (28/10/2025).
Komentar Trump itu disampaikan sehari setelah Putin mengumumkan keberhasilan Rusia menguji rudal jelajah 9M730 Burevestnik atau Storm Petrel, senjata bertenaga nuklir yang diklaim mampu menembus sistem pertahanan udara mana pun. Putin menegaskan, rudal tersebut akan segera dikerahkan sebagai bagian dari modernisasi kekuatan strategis Rusia.
Moskow menyatakan Burevestnik telah terbang sejauh 14.000 kilometer (8.700 mil) dalam pengujian terakhirnya. Namun Trump menanggapi sinis klaim tersebut.
“Mereka tahu kita punya kapal selam nuklir, yang terhebat di dunia, tepat di lepas pantai mereka, jadi maksud saya, kapal itu tidak perlu menempuh jarak 8.000 mil,” kata Trump, menyinggung keunggulan militer Amerika Serikat.
Sejak diperkenalkan pada 2018, Putin berulang kali menyebut Burevestnik sebagai respons terhadap kebijakan Amerika Serikat yang menarik diri dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik (ABM Treaty) 1972 serta memperluas pengaruh NATO di sekitar wilayah Rusia.
Menanggapi pernyataan Trump, Kremlin menyatakan bahwa Rusia tetap berpegang pada kepentingan nasionalnya dan tidak melihat alasan untuk memperkeruh hubungan dengan Washington.
“Terlepas dari semua keterbukaan kami untuk berdialog dengan Amerika Serikat, Rusia, pertama-tama, dan presiden Rusia, dipandu oleh kepentingan nasional kami sendiri,” ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov. “Begitulah adanya, begitulah adanya, dan begitulah adanya nanti,” tambahnya.
Peskov juga menegaskan bahwa pengembangan senjata baru merupakan langkah strategis untuk menjamin keamanan Rusia. “Tidak ada hal di sini yang dapat dan seharusnya membebani hubungan antara Moskow dan Washington,” ujarnya.
Meski demikian, saling sindir antara kedua pemimpin dunia itu kembali menandai meningkatnya tensi geopolitik antara Washington dan Moskow. Trump bahkan mengungkapkan, Amerika Serikat “menguji rudal setiap saat” dan menegaskan tidak akan membiarkan Rusia mendikte kekuatan global. “Mereka tidak mempermainkan kami, dan kami juga tidak mempermainkan mereka,” tegas Trump.
Ketegangan ini menambah panjang daftar pernyataan keras kedua negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir mematikan, sekaligus memperlihatkan bahwa bayang-bayang perang dingin baru masih terus menghantui dunia. []
Diyan Febriana Citra.
