WASHINGTON – Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memicu perhatian publik internasional usai melontarkan tuduhan keras terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Melalui unggahan di platform media sosialnya, Truth Social, Trump menyebut dirinya mengalami sabotase tiga kali saat menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di New York.
Menurut Trump, gangguan teknis yang dialaminya saat kunjungan bukan sekadar kebetulan, melainkan perbuatan yang disengaja. Ia bahkan menyebut insiden tersebut sebagai aib besar bagi organisasi internasional tersebut.
“Sebuah aib besar terjadi di Perserikatan Bangsa-Bangsa kemarin bukan satu, bukan dua, tetapi tiga peristiwa sangat jahat!. Ini bukan kebetulan, ini sabotase tiga kali di PBB. Mereka seharusnya malu,” tulis Trump pada Rabu (24/09/2025) waktu setempat.
Trump menuturkan, gangguan yang dialaminya meliputi eskalator yang tiba-tiba berhenti saat ia bersama istrinya Melania berada di atasnya, teleprompter yang tidak berfungsi ketika ia hendak menyampaikan pidato, serta sistem pengeras suara yang mati di tengah acara.
Ia menegaskan telah menyiapkan surat resmi yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menuntut penyelidikan menyeluruh terkait insiden tersebut.
“Saya mengirim salinan surat ini ke Sekretaris Jenderal, dan saya menuntut penyelidikan segera. Tidak heran PBB tidak mampu menjalankan tugas yang seharusnya mereka lakukan,” kata Trump.
Pernyataan Trump langsung menuai sorotan karena dinilai menambah ketegangan dalam relasi antara dirinya dan lembaga internasional yang kerap ia kritik. Trump selama masa kepemimpinannya memang dikenal sering mengungkapkan ketidakpercayaan terhadap PBB, terutama menyangkut kontribusi Amerika Serikat dan efektivitas lembaga tersebut dalam menjaga perdamaian dunia.
Sementara itu, laporan dari sejumlah media menyebutkan Dinas Rahasia AS tengah menelusuri apakah gangguan pada eskalator, teleprompter, dan pengeras suara merupakan bentuk sabotase siber atau sekadar kesalahan teknis. Hingga kini, pihak PBB belum memberikan tanggapan resmi atas tuduhan Trump.
Pengamat hubungan internasional menilai, tudingan Trump berpotensi memperkeruh citra PBB di mata publik. Namun, sebagian pihak melihat hal tersebut lebih sebagai manuver politik Trump untuk menegaskan posisinya menjelang tahun-tahun politik yang dinamis di AS.
Meski belum terbukti, klaim Trump menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial. Sebagian pendukungnya menganggap peristiwa itu sebagai bentuk konspirasi, sementara pihak lain menganggapnya hanya upaya Trump mencari perhatian publik internasional. []
Diyan Febriana Citra.