Xi Jinping Pimpin Parade Hari Kemenangan, 26 Pemimpin Dunia Hadir

Xi Jinping Pimpin Parade Hari Kemenangan, 26 Pemimpin Dunia Hadir

BEIJING – Ibu kota Tiongkok bersiap menjadi pusat perhatian dunia pada 3 September 2025 mendatang. Parade militer berskala besar akan digelar di Lapangan Tiananmen untuk memperingati Hari Kemenangan, momen bersejarah yang menandai berakhirnya Perang Dunia II dengan menyerahnya Jepang.

Parade ini tidak sekadar seremoni tahunan, melainkan juga ajang unjuk kekuatan militer sekaligus simbol kebersamaan di antara negara-negara yang kini menghadapi tekanan politik internasional. Presiden China Xi Jinping akan memimpin langsung jalannya acara, sementara sejumlah tokoh dunia dipastikan hadir, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Kementerian Luar Negeri China mengonfirmasi bahwa ada 26 kepala negara dan pemerintahan asing yang akan bergabung dalam peringatan tersebut. Dari kawasan Asia hingga Eropa Timur, pemimpin yang hadir menunjukkan dukungan politik sekaligus memperkuat hubungan bilateral dengan Beijing.

“Para pemimpin dunia akan bergabung dalam memperingati berakhirnya perang dunia kedua dan mengingat pengorbanan rakyat Tiongkok,” ujar Asisten Menteri Luar Negeri China, Hong Lei, dalam konferensi pers.

Selain Putin dan Kim, beberapa nama penting yang akan hadir antara lain Presiden Belarus Aleksandr Lukashenko, Presiden Iran Masoud Pezashkian, Presiden Indonesia Prabowo Subianto, Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Woo Won-shik, hingga Presiden Serbia Aleksandar Vucic. Dari pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa, Wakil Sekretaris Jenderal Li Junhua akan mewakili organisasi internasional tersebut.

Menariknya, tidak ada pemimpin besar dari negara Barat yang tercatat akan hadir. Satu-satunya representasi dari Uni Eropa adalah Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico. Ketidakhadiran pemimpin Barat dianggap sebagai refleksi dari ketegangan geopolitik yang kian meruncing antara Beijing dan Washington beserta sekutunya.

Bagi Moskwa, parade ini memberi kesempatan penting bagi Presiden Putin untuk menunjukkan hubungan erat dengan China, terutama ketika Rusia masih berada dalam tekanan sanksi ekonomi akibat konflik di Ukraina sejak 2022. Adapun bagi Pyongyang, partisipasi Kim Jong Un mempertegas aliansi strategis yang telah terjalin sejak lama dengan Beijing.

Parade militer tahun ini diprediksi menjadi salah satu yang paling besar dalam beberapa dekade terakhir. Puluhan ribu pasukan akan diturunkan, lengkap dengan pameran peralatan militer canggih, mulai dari jet tempur, sistem pertahanan rudal, hingga senjata hipersonik.

Namun, di balik pertunjukan kekuatan militer tersebut, acara juga dimaksudkan untuk mengenang jutaan rakyat Tiongkok yang gugur dalam perang melawan Jepang pada dekade 1930-an hingga 1940-an. Dengan demikian, peringatan ini bukan hanya sekadar demonstrasi persenjataan modern, tetapi juga momen refleksi sejarah yang menegaskan identitas nasional China di panggung dunia. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Internasional