KIEV – Upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di Ukraina kembali bergerak setelah Presiden Volodymyr Zelensky mengumumkan bahwa negaranya bersama sejumlah penasihat keamanan nasional Eropa sedang menyempurnakan versi terbaru rencana perdamaian. Penyusunan dokumen itu, menurut Zelensky, kini berada pada tahap finalisasi setelah melalui sejumlah pertemuan penting di London.
Pengumuman tersebut disampaikan Zelensky pada Senin (08/12/2025) melalui pesan WhatsApp kepada media, usai menjalani rangkaian dialog dengan pemimpin tiga negara Eropa: Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Prancis Emmanuel Macron, serta Kanselir Jerman Friedrich Merz. Pertemuan itu dilakukan untuk menyatukan pandangan mengenai jalur diplomatik, memperkuat dukungan negara-negara sekutu, serta mencari ruang kompromi dalam penyusunan rencana perdamaian yang lebih realistis.
Zelensky menjelaskan bahwa tim keamanan nasional Ukraina bersama mitra dari Eropa sepakat melakukan peninjauan ulang terhadap dokumen yang telah diringkas menjadi 20 poin utama.
“Kami akan meninjaunya kembali dan mengirimkannya ke Amerika Serikat (AS),” kata Zelensky.
Ia memperkirakan proses finalisasi dokumen itu bisa rampung pada Selasa (09/12/2025) malam waktu setempat. Namun, ia menegaskan bahwa walaupun sejumlah poin telah disederhanakan, pembahasan mengenai isu wilayah masih menjadi tantangan terbesar. Zelensky menuturkan bahwa poin-poin yang dinilai tidak mendukung posisi Ukraina telah dihapus dari draf terbaru, tetapi kesepahaman terkait kompromi wilayah belum tercapai.
Presiden Ukraina itu menekankan bahwa keberhasilan rencana perdamaian tidak hanya bergantung pada solusi politik, tetapi juga pada kepastian pendanaan rekonstruksi dan sistem keamanan jangka panjang bagi Ukraina. Ia menyebut bahwa dukungan Amerika Serikat akan menjadi elemen paling vital dalam jaminan keamanan tersebut.
“Jaminan keamanan terkuat yang dapat kami peroleh berasal dari AS. Tentu saja, jika jaminan tersebut bukan sekadar janji kosong, tetapi memiliki kekuatan hukum yang mengikat, yakni disetujui oleh Kongres AS,” paparnya.
Selain berdiskusi dengan para pemimpin Eropa, Zelensky juga menerima langsung draf rencana perdamaian yang sebelumnya dibahas dalam pertemuan delegasi Ukraina dan Amerika Serikat di Miami, Florida. Dokumen tersebut diserahkan oleh Rustem Umerov, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina sekaligus negosiator utama dalam pembahasan solusi diplomatik terkait perang.
Dengan adanya gabungan masukan dari AS dan Eropa, proses penyusunan rencana perdamaian ini kini memasuki salah satu tahap paling menentukan. Para pejabat Ukraina berharap dokumen tersebut dapat menjadi dasar konsensus internasional, sebelum dibawa ke pembahasan lebih luas dengan negara-negara sekutu lainnya.
Meski masih banyak detail yang belum final, Zelensky menegaskan bahwa Ukraina tetap berupaya menjaga momentum diplomatik agar peluang penghentian konflik tetap terbuka. Langkah penyempurnaan dokumen itu juga dianggap penting untuk memastikan bahwa setiap poin yang diajukan sejalan dengan kepentingan nasional Ukraina dan dapat diterima oleh komunitas internasional. []
Diyan Febriana Citra.

