JAKARTA — Kandidat Wali Kota New York dari Partai Demokrat, Zohran Mamdani, akhirnya menanggapi serangan verbal dari mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Melalui sejumlah pernyataan di media sosial, Trump melontarkan kritik tajam yang bersifat personal, menyebut Mamdani sebagai sosok “jelek”, “tidak pintar”, hingga menyebutnya sebagai “komunis gila seratus persen”.
Komentar tersebut dilontarkan Trump setelah Mamdani memenangi pemilihan pendahuluan Partai Demokrat dalam kontestasi pemilihan wali kota New York, mengalahkan tokoh senior, mantan Gubernur Andrew Cuomo. Mamdani, seorang politisi progresif berusia 33 tahun, meraih sekitar 43,5 persen suara dari total suara yang telah dihitung.
Menanggapi celaan itu, Mamdani memilih untuk tidak terpancing emosi. Ia menyatakan bahwa serangan terhadap fisik dan asal-usulnya merupakan bentuk pengalihan isu dari substansi perjuangan yang ia bawa dalam pencalonan.
“Saya sudah terbiasa menjadi sasaran karena penampilan, aksen, dan latar belakang saya. Biasanya itu dilakukan untuk menjauhkan perhatian publik dari isu-isu yang lebih penting,” ujar Mamdani dalam wawancara bersama NBC.
Ia menegaskan bahwa fokus utamanya tetap pada kebijakan publik yang menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat, seperti penurunan biaya hidup, peningkatan layanan publik gratis, dan menciptakan keadilan sosial bagi seluruh warga kota.
Trump dalam unggahannya di Truth Social juga menyebut bahwa Mamdani didukung oleh tokoh-tokoh sayap kiri seperti Alexandria Ocasio-Cortez (AOC) dan kelompok progresif lainnya. Ia bahkan menyindir Senator Chuck Schumer, yang menurutnya “menjilat” Mamdani karena kepentingan politik.
Meski mendapat serangan, Mamdani justru memperoleh dukungan dari sejumlah tokoh ternama seperti Senator Bernie Sanders. Ia dikenal sebagai anggota Sosialis Demokrat Amerika yang vokal memperjuangkan keadilan ekonomi dan hak-hak warga Palestina dua isu yang kerap menjadikannya sasaran serangan kelompok konservatif.
Jika berhasil memenangkan pemilihan umum mendatang, Mamdani akan mencatatkan sejarah sebagai wali kota Muslim pertama di New York. Visi dan misinya yang mencakup pembekuan harga sewa, transportasi publik gratis, dan program penitipan anak universal telah mendapatkan respons positif, terutama dari kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang selama ini merasa tertinggal dalam pembangunan kota.
“Orang-orang seperti Trump ingin kita takut untuk memperjuangkan masa depan yang lebih adil. Tapi saya tidak takut,” tegas Mamdani. “Saya akan terus bersuara bukan karena saya sempurna, melainkan karena rakyat membutuhkan pemimpin yang hadir bersama mereka, bukan mencemooh mereka.”[]
Putri Aulia Maharani