JEMBER – Pemerintah Kabupaten Jember resmi mencabut kebijakan pembelajaran jarak jauh dan sistem kerja dari rumah (WFH) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), menyusul pulihnya distribusi bahan bakar minyak (BBM) di wilayah tersebut. Kebijakan tersebut diumumkan langsung oleh Bupati Jember Muhammad Fawait dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat sore (01/08/2025) di Puncak Rembangan.
Fawait menyatakan bahwa krisis BBM yang sempat melumpuhkan mobilitas masyarakat dan aktivitas pemerintahan selama lebih dari sepekan kini telah berakhir.
“Kami Pemerintah Kabupaten Jember kembali mengaktifkan proses pembelajaran di sekolah dan kehadiran ASN di kantor, setelah sebelumnya diberlakukan WFH,” ujar Fawait.
Kebijakan belajar daring dan WFH sebelumnya diterapkan sebagai respons atas kelangkaan BBM yang terjadi akibat penutupan total jalur nasional Gumitir penghubung antara Jember dan Banyuwangi sejak 24 Juli 2025. Jalur tersebut ditutup karena pekerjaan perbaikan dan diperkirakan baru akan dibuka kembali pada 24 September 2025.
Kelangkaan BBM sempat menyebabkan antrean panjang di sejumlah SPBU serta melonjaknya harga bensin eceran, yang bahkan mencapai dua kali lipat harga normal. Untuk mengatasi krisis ini, Pertamina Patra Niaga melakukan langkah darurat dengan mengalihkan suplai BBM dari berbagai kota seperti Surabaya, Malang, Madiun, Tuban, Yogyakarta, hingga wilayah Jawa Tengah.
Sales Branch Manager Pertamina Patra Niaga Jember Regional Jatimbalinus, Hendra Saputra, menjelaskan bahwa distribusi BBM kini telah kembali stabil.
“Per hari ini kami telah menyelesaikan pengiriman seluruh stok BBM ke SPBU-SPBU di Jember. Distribusi sudah normal dan antrean panjang sudah tidak terlihat lagi,” katanya.
Pertamina juga menambah armada distribusi dengan mengerahkan 93 unit truk tangki tambahan untuk mempercepat suplai BBM ke 40 SPBU yang tersebar di wilayah Jember. Hendra mengapresiasi dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Jember selama proses penanganan krisis berlangsung.
Kondisi ini memberikan kelegaan bagi masyarakat Jember yang selama krisis BBM mengalami keterbatasan mobilitas, termasuk kesulitan dalam mengakses layanan publik dan pendidikan. Sejak Senin (04/08/2025), seluruh sekolah di wilayah Jember kembali menggelar pembelajaran tatap muka, dan ASN diwajibkan kembali bekerja di kantor sebagaimana biasa.
Pemulihan pasokan BBM ini diharapkan menjadi momentum evaluasi dan peningkatan kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi gangguan distribusi logistik vital. Pemerintah daerah juga diimbau memperkuat koordinasi dengan instansi vertikal seperti Pertamina, serta memetakan jalur alternatif untuk mengantisipasi kendala serupa di masa mendatang. []
Diyan Febriana Citra.