MENTAWAI – Insiden kecelakaan tunggal kembali terjadi di jalur perbukitan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Sebuah bus Damri yang melayani rute Tuapeijat–Sioban terguling di kawasan Dusun Baganlelet, Desa Sioban, Kecamatan Sipora Selatan, Senin pagi (04/08/2025). Peristiwa nahas ini terjadi sekitar pukul 08.20 WIB dan menyebabkan enam penumpang mengalami luka ringan.
Kejadian ini menyoroti kembali tantangan keselamatan transportasi darat di wilayah kepulauan, terutama pada jalur dengan kontur medan ekstrem. Bus Damri dengan nomor polisi BA 7017 BU yang dikemudikan oleh Nur Aziz (56) mengalami gangguan teknis pada sistem rem ketika melintasi turunan tajam di perbatasan Dusun Baganlelet dan Dusun Silaoinan.
Kapolsek Sipora, AKP Herlina, mengungkapkan bahwa sopir telah berupaya mengendalikan laju kendaraan setelah menyadari bahwa rem kaki tidak berfungsi.
“Sopir mengaku rem kaki tidak berfungsi saat menuruni jalan, lalu mencoba rem tangan, tapi bus tetap melaju hingga terguling,” ujar Herlina, Senin (04/08/2025).
Setelah melaju tanpa kendali sejauh kurang lebih 700 meter, bus akhirnya tergelincir ke parit di sisi kanan jalan dan menghantam rumpun bambu. Kecelakaan ini mengakibatkan bagian kanan bus rusak parah, tetapi tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Enam penumpang yang mengalami luka ringan langsung dievakuasi ke Puskesmas Sioban untuk mendapatkan penanganan medis. Mereka adalah Zendri Nasmarta (40) yang merupakan anggota Polri, serta lima warga sipil yakni Jantipanus (62), Dalima (53), Elmiayi (64), Merda Wati Aritonang (61), dan Azriviro Andrike (20). Sementara itu, sopir bus, Nur Aziz, tidak mengalami luka dalam kejadian tersebut.
“Dugaan awal karena kegagalan sistem pengereman. Kami imbau pengemudi yang melintasi jalur perbukitan rutin memeriksa kendaraan sebelum beroperasi,” tegas AKP Herlina. Ia juga menyampaikan bahwa pihak kepolisian telah mengamankan lokasi kecelakaan dan mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi guna keperluan penyelidikan lebih lanjut.
Peristiwa ini menambah daftar insiden transportasi di wilayah Mentawai, yang kerap dilalui kendaraan umum dengan kondisi jalan sempit, menanjak, dan minim fasilitas pendukung keselamatan. Perlu perhatian serius dari otoritas terkait untuk memastikan semua armada angkutan publik memenuhi standar keselamatan, khususnya dalam hal sistem pengereman.
Ke depan, peningkatan pengawasan teknis terhadap kendaraan, pelatihan pengemudi di medan ekstrem, serta perbaikan infrastruktur jalan di kawasan perbukitan perlu diprioritaskan untuk mencegah kecelakaan serupa terulang. []
Diyan Febriaan Citra.