GUNUNGKIDUL – Kecelakaan maut terjadi pada Selasa (12/08/2025) pagi di Jalan Baron, Padukuhan Kepil, Kalurahan Mulo, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Seorang pejalan kaki bernama Tini (65), warga Pacarejo, Semanu, meninggal dunia setelah tertabrak mobil Isuzu Panther AB 1233 KD.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Gunungkidul, Ipda Nur Ihwan, menjelaskan kecelakaan terjadi sekitar pukul 05.30 WIB. Saat itu, mobil yang dikemudikan oleh Nada Kurnia Sandi (23), warga Siraman, Wonosari, melaju dari arah Wonosari menuju Baron.
“Setibanya di lokasi kejadian, tepatnya di Simpang Tiga, ada seorang pejalan kaki, yakni Tini, hendak menyeberang. Jarak terlalu dekat, pejalan kaki tertabrak mobil tersebut,” ujar Nur Ihwan melalui sambungan telepon, Selasa.
Benturan keras membuat korban mengalami luka parah di bagian kepala. Mobil yang terkenal dengan bodi tebal itu bahkan mengalami penyok di bagian depan. “Pejalan kaki mengalami sejumlah luka serius di bagian kepala. Kondisi tidak sadar, meninggal dunia di tempat kejadian,” tambahnya.
Sementara pengemudi mobil mengalami luka ringan dan tetap dalam kondisi sadar. Usai kejadian, korban sempat dibawa ke rumah sakit sebelum kemudian diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan di Semanu. Kendaraan yang terlibat diamankan di Mapolres Gunungkidul guna proses penyelidikan lebih lanjut.
Polisi masih mendalami kronologi pasti insiden ini, termasuk jarak pandang pengemudi, kecepatan kendaraan, dan posisi korban saat menyeberang. Selain itu, pemeriksaan terhadap pengemudi dan saksi-saksi juga tengah dilakukan untuk memastikan penyebab pasti.
Nur Ihwan mengimbau semua pengguna jalan, baik pengendara kendaraan bermotor maupun pejalan kaki, untuk selalu berhati-hati. Menurutnya, mematuhi peraturan lalu lintas tidak hanya kewajiban, tetapi juga langkah untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.
“Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama. Pengendara harus mengendalikan kecepatan, apalagi di kawasan rawan pejalan kaki, sementara pejalan kaki juga perlu memastikan situasi aman sebelum menyeberang,” kata Ihwan.
Kasus ini kembali menjadi pengingat bahwa keselamatan di jalan raya tidak hanya bergantung pada kelengkapan rambu atau marka, tetapi juga perilaku dan kewaspadaan semua pihak. Di titik-titik rawan seperti simpang tiga atau dekat permukiman, potensi interaksi antara kendaraan dan pejalan kaki sangat tinggi sehingga memerlukan perhatian ekstra. []
Diyan Febriana Citra.