LEMBATA – Aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, kembali meningkat. Pada Kamis (14/08/2025) pukul 09.36 WITA, gunung api yang berada di Kecamatan Ile Ape itu memuntahkan kolom abu setinggi sekitar 700 meter di atas puncak, atau berada di ketinggian 2.123 meter di atas permukaan laut.
Menurut laporan Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok, abu vulkanik terpantau berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal, condong ke arah barat. Erupsi ini terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 23,1 mm dan berlangsung selama kurang lebih 55 detik.
Saat ini, status Gunung Ile Lewotolok berada di Level III atau Siaga. Otoritas terkait mengingatkan warga dan wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari pusat kawah. “Masyarakat dihimbau untuk tidak panik jika mendengar suara gemuruh atau dentuman dari kawah Gunung Ili Lewotolok karena suara tersebut merupakan ciri aktivitas gunung api yang sedang dalam fase erupsi,” demikian pernyataan resmi Pos Pengamatan.
Suara dentuman yang terjadi, lanjut keterangan tersebut, dapat memicu getaran kuat pada sejumlah bagian bangunan, terutama kaca jendela dan pintu. Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi guguran atau longsoran lava, awan panas, serta lontaran material dari sektor selatan, tenggara, barat, hingga timur laut gunung.
Pemerintah daerah, aparat desa, dan relawan kebencanaan terus melakukan koordinasi dengan Pos Pengamatan Ile Lewotolok di Desa Laranwutun serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung. Informasi mengenai perkembangan aktivitas gunung disebarkan secara berkala kepada warga melalui posko-posko tanggap darurat.
Selain menjaga jarak aman, masyarakat di sekitar gunung juga diingatkan untuk melindungi diri dari dampak abu vulkanik. Penggunaan masker untuk mulut dan hidung, kacamata pelindung, serta penutup kepala dianjurkan guna mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan iritasi mata.
Musim hujan yang mungkin datang sewaktu-waktu juga menjadi perhatian. Warga yang tinggal di sepanjang aliran sungai berhulu di puncak Ile Lewotolok diimbau waspada terhadap kemungkinan banjir lahar. Material vulkanik yang terbawa air hujan dapat meluncur cepat dan menimbulkan ancaman serius di wilayah bawah.
Aktivitas Ile Lewotolok sudah berulang kali meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Meski begitu, warga Lembata diharapkan tetap tenang, mengikuti arahan petugas, dan tidak mudah terpancing informasi yang belum terverifikasi. Dengan kewaspadaan kolektif dan langkah mitigasi yang tepat, risiko korban jiwa dan kerugian akibat erupsi diharapkan dapat diminimalkan. []
Diyan Febriana Citra.