Pemotor Tewas Tabrakan Beruntun di Jalur Tengkorak Jembrana

Pemotor Tewas Tabrakan Beruntun di Jalur Tengkorak Jembrana

JEMBRANA – Kecelakaan tragis kembali menghantui jalur rawan maut Denpasar–Gilimanuk. Peristiwa terbaru terjadi di kilometer 88–89, wilayah Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, pada Jumat (15/08/2025) sekitar pukul 06.15 Wita. Seorang perempuan muda, Nalya Octava Pasha (19), meninggal dunia usai terlibat tabrakan hebat antara sepeda motor, mobil, dan bus.

Informasi yang dihimpun menunjukkan, kecelakaan melibatkan tiga kendaraan; sepeda motor Yamaha Nmax bernomor polisi DK 4383 WI yang dikendarai korban; mobil Suzuki Swift DK 1676 FAH yang dikemudikan Bripka I Komang Juniarta (35), anggota Satuan Samapta Polres Jembrana; serta bus Mercedes Benz DK 7410 FE yang dikemudikan Rhoni Firdaus (40).

Kasatlantas Polres Jembrana Iptu Aldri Setiawan menjelaskan, insiden bermula ketika Nalya yang melaju dari arah barat hendak mendahului bus di depannya. Untuk itu, ia mengambil jalur kanan. Namun, di saat bersamaan, dari arah berlawanan melaju mobil Suzuki Swift.

“Saat korban (Nalya) menyalip, dari arah berlawanan melaju mobil Suzuki Swift. Karena jarak yang terlalu dekat, tabrakan tak terhindarkan. Motor Nmax bertabrakan dengan mobil Suzuki Swift,” kata Aldri saat dikonfirmasi, Jumat.

Benturan keras membuat sepeda motor terpental ke arah kiri, menghantam bus yang sebelumnya hendak disalip. Nalya mengalami luka serius di bagian dada dan dinyatakan meninggal dunia saat mendapat perawatan di Puskesmas I Mendoyo.

Rekan korban yang dibonceng, Irma Nadya Rahmadhani (20), selamat namun mengalami luka robek di mata kaki kanan dan lecet di siku tangan kanan. Sementara itu, pengemudi mobil maupun bus tidak menderita luka serius.

Pihak kepolisian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan sejumlah barang bukti. Kerugian material diperkirakan mencapai Rp 1,7 juta.

“Masih kami dalami dan lakukan penanganan. Kami juga mengimbau kepada pengendara agar selalu berhati-hati. Utamakan keselamatan agar tidak merugikan orang lain maupun diri sendiri,” tandas Aldri.

Jalur Denpasar–Gilimanuk, khususnya di titik lokasi kecelakaan, dikenal sebagai “jalur tengkorak” karena seringnya terjadi kecelakaan fatal. Kondisi jalan yang lurus dan memanjang kerap membuat pengendara tergoda memacu kecepatan atau mendahului kendaraan lain tanpa perhitungan matang.

Kasus ini menjadi peringatan bagi para pengguna jalan untuk selalu mengedepankan kewaspadaan. Kesalahan sekecil apa pun saat berkendara di jalur rawan seperti ini dapat berujung pada kehilangan nyawa. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews