FLORES TIMUR – Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menjadi perhatian serius setelah Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menaikkan statusnya dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada Sabtu (16/08/2025).
Keputusan itu diambil setelah serangkaian pemantauan intensif dilakukan sejak 8 hingga 15 Agustus 2025. Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menyampaikan bahwa analisis visual dan instrumental menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada aktivitas gunung tersebut.
“Hasil analisis visual dan instrumental menunjukkan bahwa aktivitas gunung ini meningkat,” ujar Wafid dalam keterangan resminya.
Peningkatan status ke level tertinggi ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan rawan bencana. Wafid mengingatkan warga agar tetap tenang, namun selalu siaga mengikuti arahan resmi dari pemerintah daerah maupun petugas di lapangan.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang beredar di media sosial tanpa sumber yang jelas. “Kami minta masyarakat tetap mengacu pada informasi resmi dari lembaga berwenang,” tegasnya.
Selain ancaman letusan eksplosif, potensi lain yang perlu diantisipasi adalah banjir lahar dingin. Risiko ini akan semakin besar apabila hujan deras turun di kawasan hulu. Beberapa wilayah yang masuk dalam daftar rawan terdampak di antaranya Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki juga berpotensi menimbulkan dampak kesehatan akibat sebaran abu vulkanik. Bagi warga yang terdampak hujan abu, Badan Geologi menyarankan untuk selalu menggunakan masker atau kain penutup hidung dan mulut guna melindungi saluran pernapasan. Abu vulkanik tidak hanya membahayakan kesehatan, tetapi juga berisiko merusak tanaman serta mencemari sumber air.
Wafid menambahkan, material abu dari erupsi gunung ini juga berpotensi mengganggu transportasi udara. “Abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dapat mengganggu operasional bandara dan jalur penerbangan, terutama jika sebarannya mengarah ke area bandara dan jalur perlintasan pesawat,” jelasnya.
Pemerintah daerah bersama aparat terkait kini disibukkan dengan upaya kesiapsiagaan, termasuk menyiapkan tempat evakuasi sementara bagi warga yang tinggal di radius rawan bencana. Posko-posko pengungsian mulai dipetakan agar dapat segera difungsikan apabila aktivitas gunung semakin memburuk.
Masyarakat di sekitar lereng diingatkan untuk selalu waspada, terutama saat hujan deras yang bisa memicu lahar. Aparat juga menyiagakan jalur evakuasi darurat. Hingga kini, belum ada laporan mengenai korban jiwa, namun aktivitas warga sehari-hari mulai terdampak akibat meningkatnya status gunung tersebut.
Dengan status Level IV Awas, Gunung Lewotobi Laki-laki masuk kategori gunung api yang aktivitasnya perlu diawasi ketat setiap saat. Pemerintah berharap, koordinasi yang baik antara aparat, relawan, dan warga mampu meminimalkan risiko dari bencana alam ini. []
Diyan Febriana Citra.