SUKABUMI — Kebakaran rumah kembali mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya korsleting listrik. Sebuah insiden terjadi di Kampung Ciseupan, RT 024 RW 007, Desa Caringin, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, Jumat (15/08/2025) malam sekitar pukul 19.05 WIB.
Rumah panggung berukuran 6×12 meter milik seorang warga lanjut usia, Itoh Masitoh (79), hangus dilalap api setelah diduga terjadi arus pendek pada kulkas di dapur. Peristiwa bermula saat dua warga, Neneng Siti Hajar (43) dan Uus Ruslianan (50), mencium bau asap menyengat. Ketika mereka mengecek sumber asap, kobaran api sudah membesar dan sulit dikendalikan.
“Api berasal dari kulkas yang mengalami korsleting, kemudian dengan cepat membesar hingga melalap seluruh bangunan rumah,” jelas Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Gegerbitung dalam keterangan tertulis.
Meski peristiwa ini menimbulkan kerugian material yang ditaksir mencapai Rp 50 juta, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka. Situasi terkendali berkat koordinasi sigap antarpetugas dan masyarakat setempat.
“Api berhasil dipadamkan berkat kerja sama antara P2BK, perangkat desa, kecamatan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Satpol PP, Tagana, Damkar Unit Sukaraja, dan warga sekitar,” kata petugas.
Cuaca cerah turut membantu proses pemadaman, sehingga api tidak menjalar ke rumah lain. Warga yang bergotong royong bersama petugas memadamkan api dinilai menjadi kunci terhindarnya kerusakan yang lebih luas. Fasilitas umum (pasum) dan fasilitas sosial (pasos) di sekitar lokasi sempat terdampak, namun tidak mengalami kerusakan berarti.
Insiden ini menambah daftar panjang kasus kebakaran akibat korsleting listrik di Sukabumi. Pihak berwenang kembali mengingatkan masyarakat untuk melakukan pengecekan instalasi listrik secara rutin.
“Masyarakat diminta lebih waspada terhadap potensi kebakaran rumah tangga. Korsleting bisa terjadi kapan saja, terutama pada peralatan elektronik yang sudah berusia lama,” lanjut laporan resmi P2BK.
Selain itu, P2BK menekankan bahwa laporan ini bersifat awal dan masih bisa diperbarui sesuai hasil asesmen lanjutan. “Demikian laporan awal setelah kami selesai melakukan asesmen ke lokasi. Salam tangguh, salam kemanusiaan,” tutup laporan resmi petugas.
Peristiwa kebakaran ini menjadi pengingat bahwa kesiapsiagaan bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga partisipasi aktif warga. Gotong royong masyarakat yang hadir di tengah situasi darurat membuktikan bahwa solidaritas sosial tetap hidup dan menjadi benteng pertama dalam menghadapi bencana. []
Diyan Febriana Citra.