Gunung Ile Lewotolok Meletus, Abu Capai 800 Meter

Gunung Ile Lewotolok Meletus, Abu Capai 800 Meter

LEMBATA – Aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan peningkatan. Senin (18/08/2025) pukul 09.01 Wita, gunung setinggi 1.423 meter itu mengalami erupsi dengan lontaran abu yang cukup signifikan.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, Jefri Pugel, mengonfirmasi letusan tersebut. Menurutnya, erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 5 mm dan durasi sekitar 48 detik. “Tinggi kolom abu teramati lebih kurang 800 meter di atas puncak sekitar 2.223 meter di atas permukaan laut,” ujarnya.

Kolom abu berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah selatan. Kondisi ini berpotensi mengganggu aktivitas warga, khususnya di wilayah permukiman yang berada di jalur sebaran abu. Karena itu, Jefri mengingatkan masyarakat agar selalu menggunakan masker pelindung serta kacamata untuk mengurangi dampak abu vulkanik pada kesehatan.

Data pemantauan sejak Senin dini hari menunjukkan aktivitas Gunung Ile Lewotolok tidak hanya sekali terjadi. Pada pukul 00.00–06.00 Wita, tercatat 36 kali letusan dengan amplitudo 2,9–15,6 mm dan durasi 49–66 detik. Erupsi itu bahkan disertai dentuman serta suara gemuruh lemah. “Teramati 36 kali letusan dengan tinggi 100–400 meter dan warna asap putih hingga kelabu,” ungkap Jefri.

Berdasarkan catatan tersebut, status aktivitas Gunung Ile Lewotolok masih berada pada Level III atau Siaga. Otoritas terkait terus menekankan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di radius tiga kilometer dari kawah gunung.

Letusan yang membawa abu pekat hingga ratusan meter itu berpotensi mengganggu pernapasan, kesehatan kulit, hingga merusak lahan pertanian. Beberapa wilayah di selatan gunung mulai merasakan sebaran abu tipis. Dengan pola sebaran yang condong ke arah tertentu, pemantauan cuaca juga menjadi faktor penting untuk mengantisipasi dampak lebih luas.

Selain ancaman kesehatan, erupsi juga berpotensi mengganggu penerbangan jika kolom abu semakin meluas. Karena itu, informasi terkini dari pihak pos pengamatan sangat krusial bagi keselamatan transportasi udara di kawasan timur Indonesia.

Pemerintah daerah bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lembata telah mengimbau warga untuk tetap tenang namun waspada. Persiapan jalur evakuasi juga kembali dipertegas agar sewaktu-waktu dapat digunakan jika terjadi peningkatan aktivitas yang lebih besar.

Hingga kini, masyarakat sekitar lereng Ile Lewotolok terus dipantau agar tidak melakukan aktivitas di zona bahaya. Penggunaan perlengkapan pelindung seperti masker dan kacamata diutamakan, terutama bagi anak-anak, lansia, dan kelompok rentan lainnya.

Dengan status masih siaga, aktivitas Gunung Ile Lewotolok diperkirakan akan terus dipantau intensif. Otoritas terkait menekankan pentingnya mengikuti arahan resmi dan tidak mudah terpengaruh informasi yang tidak jelas sumbernya. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews