Hilang Sejak Senin, Penyelam Ponton di Bangka Barat Ditemukan Meninggal

Hilang Sejak Senin, Penyelam Ponton di Bangka Barat Ditemukan Meninggal

BANGKA BELITUNG – Laut di perairan Bangka Belitung kembali memakan korban jiwa. Dalam kurun waktu kurang dari satu minggu, tiga orang ditemukan meninggal dunia di lokasi berbeda, Kamis (21/08/2025). Penemuan tersebut menambah daftar panjang insiden kecelakaan laut di wilayah kepulauan yang terkenal dengan aktivitas pertambangan laut dan jalur transportasinya.

Kepala Kantor SAR Pangkalpinang, I Made Oka Astawa, menjelaskan bahwa salah satu korban bernama Wasidi (46), warga Bengkulu yang bekerja sebagai penyelam pada ponton apung di Laut Penganak, Bangka Barat. Ia ditemukan mengapung sekitar pukul 08.10 WIB, tidak jauh dari lokasi terakhir kali terlihat. “Ditemukan meninggal sekitar 0,5 mil laut dari lokasi kejadian awal,” ujar Oka.

Wasidi sebelumnya dilaporkan hilang sejak Senin (18/08/2025). Hari itu, rekan-rekannya masih melihatnya naik ke ponton setelah menyelam, namun tak lama kemudian ia dilaporkan tenggelam. Pencarian sempat terkendala jarak pandang di bawah laut yang sangat terbatas, membuat tim SAR kesulitan menyisir dasar perairan. Jenazah korban akhirnya dievakuasi ke Rumah Sakit Timah Parit Tiga untuk proses lebih lanjut.

Tak hanya itu, dua pemuda asal Sungai Selan, Bangka Tengah, juga ditemukan tewas dalam insiden terpisah di laut Permis. Mereka adalah Maryadi (20) dan Reza Arta (21). Menurut Kapolsek Sungai Selan, Iptu Sugianto, keduanya berangkat menggunakan speedboat untuk mengantar seorang mekanik kapal menuju kapal barang KM Bahari Karya yang mengalami kerusakan di tengah laut.

“Sesampainya di lokasi kapal, speedboat yang mereka gunakan lepas, lalu dikejar. Diduga mereka tenggelam karena ombak besar,” kata Sugianto. Sejak Senin sore, aparat bersama warga sudah berupaya mencari keduanya. Namun yang pertama ditemukan hanyalah speedboat kosong, sedangkan korban baru berhasil ditemukan Kamis pagi dalam kondisi meninggal dunia.

Penemuan tiga korban jiwa ini menjadi peringatan serius bagi masyarakat pesisir dan pelaku aktivitas laut di Bangka Belitung. Gelombang tinggi, cuaca buruk, serta minimnya perlengkapan keselamatan masih menjadi faktor utama terjadinya kecelakaan laut.

Sugianto menegaskan, setiap warga yang melaut harus mengutamakan keselamatan, terutama dengan menggunakan pelampung atau alat bantu apung. “Kami imbau masyarakat agar selalu waspada terhadap cuaca buruk serta menggunakan pelampung saat beraktivitas di laut,” katanya.

Peristiwa ini sekaligus menunjukkan pentingnya koordinasi antara aparat keamanan laut, SAR, dan warga pesisir dalam menghadapi situasi darurat. Meski proses pencarian berhasil menemukan korban, hilangnya nyawa di lautan masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga.

Dengan kejadian ini, otoritas setempat kembali mengingatkan agar setiap aktivitas di laut tidak hanya berfokus pada pekerjaan, melainkan juga memperhatikan faktor keselamatan. Sebab, cuaca dan kondisi perairan Bangka Belitung seringkali berubah cepat dan tak terduga. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews