MOROWALI – Kepanikan sempat melanda warga Kabupaten Morowali pada Jumat (22/08/2025) malam ketika guncangan gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,3 terasa cukup jelas. Getaran yang terjadi sekitar pukul 20.29 Wita itu membuat banyak orang spontan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat pusat gempa berada di darat, tepatnya 32 kilometer tenggara Morowali, dengan titik koordinat 2,97 derajat lintang selatan dan 122,00 derajat bujur timur. Kedalaman gempa relatif dangkal, yakni 5 kilometer, sehingga wajar bila getarannya terasa lebih kuat di permukaan.
Menurut laporan BMKG, gempa dirasakan pada skala II–III MMI di Morowali. Dalam skala ini, guncangan dapat dirasakan jelas oleh orang-orang di dalam rumah, seolah-olah ada truk besar melintas di dekat bangunan. Situasi tersebut membuat sebagian warga terkejut dan memilih berjaga di luar rumah hingga kondisi benar-benar dirasa aman.
“Gempa ini tidak berpotensi tsunami, tetapi masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh informasi hoaks,” ujar petugas BMKG dalam keterangan resminya.
Hingga berita ini diturunkan, tidak ada laporan mengenai kerusakan bangunan maupun korban jiwa. Namun, aparat setempat bersama petugas BPBD tetap siaga melakukan pemantauan, mengingat gempa dangkal berpotensi menimbulkan gempa susulan meski dengan kekuatan lebih kecil.
Bagi warga, guncangan tersebut mengingatkan kembali bahwa Morowali dan wilayah sekitarnya berada pada jalur rawan gempa. Sejumlah titik di Sulawesi Tengah memang kerap merasakan aktivitas tektonik akibat pertemuan lempeng bumi. Meski intensitasnya berbeda, peristiwa semacam ini menjadi pengingat penting tentang kesiapsiagaan bencana.
Salah seorang warga di Kecamatan Bungku menuturkan, saat gempa terjadi ia tengah bersantai di ruang keluarga. “Tiba-tiba lantai bergetar, lampu goyang. Saya langsung keluar rumah bersama keluarga. Untung cuma sebentar, tapi cukup bikin panik,” ujarnya.
Pemerintah daerah melalui perangkat desa juga mengimbau warga agar tetap tenang. Selain menghindari berita tidak benar, warga diminta menyiapkan langkah sederhana untuk menghadapi gempa, seperti mengenali jalur evakuasi, menyiapkan tas darurat, dan memastikan struktur rumah aman dari risiko roboh.
Meski guncangan kali ini tidak menimbulkan kerusakan, para ahli menilai edukasi kebencanaan harus terus dilakukan. Pengalaman pahit gempa besar yang pernah terjadi di Sulawesi Tengah beberapa tahun lalu seharusnya menjadi pelajaran penting agar masyarakat tidak lengah.
Situasi di Morowali berangsur normal pada malam hari setelah BMKG menegaskan gempa tidak berpotensi tsunami. Warga pun perlahan kembali ke rumah masing-masing, meski sebagian masih memilih berjaga-jaga di luar rumah hingga dini hari. []
Diyan Febriana Citra.