Korban Kebakaran Sumur Minyak Blora Bertambah, Yeti Tutup Usia

Korban Kebakaran Sumur Minyak Blora Bertambah, Yeti Tutup Usia

BLORA – Duka kembali menyelimuti warga Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora. Jumlah korban jiwa akibat kebakaran sumur minyak di Dukuh Gendono bertambah menjadi empat orang, setelah seorang ibu rumah tangga bernama Yeti (30) meninggal dunia usai menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

“Iya, atas nama Yeti,” kata Kasi Humas Polres Blora, AKP Gembong Widodo, saat dikonfirmasi, Sabtu (23/08/2025).

Yeti mengembuskan napas terakhirnya pada Jumat (22/08/2025) sekitar pukul 11.00 WIB. Warga RT 01 RW 02, Desa Gandu itu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, terlebih karena anak bungsunya yang masih berusia dua tahun, berinisial AD, hingga kini masih menjalani perawatan di RSUP Sardjito Yogyakarta akibat luka bakar serius. Jenazah Yeti telah diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di pemakaman desa setempat dengan suasana penuh haru.

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Blora melalui Agung Triyono menyebutkan, dengan bertambahnya Yeti, total korban meninggal akibat kebakaran sumur minyak Gandu menjadi empat orang. Identitas para korban juga telah dipastikan seluruhnya berasal dari Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo. Mereka adalah Tanek (60), Sureni (52), Wasini (50), dan Yeti (30).

Peristiwa kebakaran sumur minyak di Blora ini menambah panjang daftar tragedi yang kerap menimpa warga sekitar lokasi pengeboran tradisional. Praktik pengeboran minyak secara manual memang sudah lama dilakukan di wilayah Blora, namun risiko kebakaran selalu menghantui akibat keterbatasan peralatan dan standar keselamatan.

Sejumlah pihak menyoroti pentingnya pengawasan lebih ketat dari pemerintah, terutama setelah insiden yang menelan banyak korban jiwa ini. Kebakaran di Gandu menjadi peringatan serius mengenai bahaya aktivitas pengeboran minyak ilegal yang masih marak di beberapa daerah.

Di tengah suasana duka, perhatian masyarakat kini juga tertuju pada kondisi AD, bocah berusia dua tahun yang masih bertahan melawan luka bakar. Doa dan dukungan terus mengalir, baik dari tetangga maupun masyarakat luas yang mengikuti perkembangan kasus ini melalui pemberitaan.

Kepolisian bersama pemerintah daerah disebut masih melakukan pendataan dan mendalami penyebab kebakaran. Meski demikian, fokus utama saat ini adalah penanganan para korban serta langkah antisipasi agar tragedi serupa tidak kembali terjadi.

Tragedi di Dukuh Gendono menjadi pengingat betapa mahalnya harga yang harus dibayar akibat praktik pengeboran minyak tanpa standar keselamatan yang memadai. Warga berharap pemerintah turun tangan lebih serius, tidak hanya memberikan bantuan pasca-bencana, tetapi juga mencari solusi jangka panjang yang dapat melindungi keselamatan masyarakat. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews