Gunung Ili Lewotolok Kembali Bergejolak, 23 Gempa Hembusan Terdeteksi

Gunung Ili Lewotolok Kembali Bergejolak, 23 Gempa Hembusan Terdeteksi

LEMBATA – Aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menjadi sorotan setelah laporan terbaru menunjukkan peningkatan kegempaan dalam enam jam terakhir. Laporan tersebut disampaikan oleh Petugas Pos Pemantau Gunung Ili Lewotolok, Anselmus Bobyson Lamanepa, pada Rabu (27/08/2025) untuk periode pukul 00.00–06.00 WITA.

Saat ini, Gunung Ili Lewotolok berada pada Level III atau berstatus siaga. Kondisi ini menandakan bahwa potensi erupsi masih cukup tinggi sehingga masyarakat di sekitar lereng gunung diimbau tetap waspada. Gunung yang memiliki ketinggian 1.423 mdpl ini secara geografis terletak pada koordinat Latitude -8.272°LU dan Longitude 123.505°BT.

Dalam laporannya, Anselmus menjelaskan bahwa secara visual gunung api terlihat jelas meski sesekali tertutup kabut tipis. “Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-I. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 20-50 meter dari puncak. Cuaca cerah, angin lemah hingga sedang ke arah barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 19-23°C,” tulisnya melalui laman magma.esdm.go.id.

Sementara itu, data kegempaan mencatat aktivitas signifikan dalam periode pengamatan tersebut. Tercatat sebanyak 22 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 3,8–6,8 mm dan durasi 41–53 detik. Selain itu, terdapat 23 kali gempa hembusan dengan amplitudo 1,9–3,5 mm dan durasi 32–35 detik. Aktivitas tektonik juga terdeteksi melalui satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 1,7 mm, S-P 22 detik, dan durasi mencapai 66 detik.

Kondisi ini memperlihatkan bahwa Gunung Ili Lewotolok masih aktif dan berpotensi mengeluarkan erupsi sewaktu-waktu. Dengan status siaga, otoritas terkait terus memantau perkembangan dan memberikan informasi terbaru kepada masyarakat.

Hingga kini belum ada laporan mengenai adanya pengungsian tambahan, namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama pos pemantau terus mengingatkan warga untuk menghindari aktivitas dalam radius berbahaya yang direkomendasikan. Langkah ini penting untuk meminimalisir risiko korban jiwa jika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik mendadak.

Gunung Ili Lewotolok sendiri sudah beberapa kali mengalami erupsi sejak beberapa tahun terakhir. Status siaga yang ditetapkan pemerintah menunjukkan pentingnya kewaspadaan jangka panjang, terutama bagi warga yang bermukim di lereng dan jalur aliran lava.

Pihak berwenang berharap masyarakat tetap tenang, tidak panik, serta selalu memperbarui informasi dari sumber resmi agar tidak terjebak pada isu atau kabar yang tidak benar. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews