SUKABUMI – Guncangan gempa bumi kembali dirasakan warga di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (28/08/2025) pagi. Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut memiliki kekuatan Magnitudo 3,9 dengan pusat gempa berada di kedalaman 42 kilometer.
Menurut analisis BMKG, episenter gempa berlokasi pada koordinat 7,44 Lintang Selatan dan 106,75 Bujur Timur, tepatnya di sekitar 54 kilometer tenggara Kabupaten Sukabumi. Guncangan yang terjadi sekitar pukul 05.27 WIB itu terdeteksi cukup signifikan, meskipun skalanya tergolong kecil dalam kategori gempa tektonik.
“Gempa Mag:3.9, 28-Aug-2025 05:27:21 WIB, Lok:7.44LS, 106.75BT (54 km Tenggara KAB-SUKABUMI-JABAR), Kedlmn:42 Km,” tulis BMKG dalam keterangannya, Kamis (28/08/2025).
Hingga berita ini diturunkan, BMKG menyatakan belum ada laporan mengenai adanya kerusakan bangunan ataupun korban jiwa akibat gempa tersebut. Walau demikian, pihak berwenang tetap mengingatkan masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan, terutama mereka yang tinggal di wilayah rawan bencana.
BMKG juga menekankan bahwa gempa dengan magnitudo kecil sekalipun dapat memicu kepanikan, terlebih jika terjadi di kawasan padat penduduk. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk memahami langkah-langkah mitigasi sederhana, seperti mengetahui titik evakuasi, menyiapkan tas siaga darurat, serta memperhatikan struktur bangunan rumah agar tahan terhadap guncangan.
Selain itu, BMKG mengingatkan bahwa data awal yang disampaikan merupakan hasil pemantauan cepat, sehingga masih mungkin mengalami perubahan setelah proses analisis lebih lanjut.
“Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG dalam rilis resminya.
Gempa bumi merupakan fenomena alam yang tidak dapat diprediksi secara pasti, namun dampaknya dapat diminimalkan dengan kesiapsiagaan masyarakat. Peristiwa di Sukabumi ini menjadi pengingat bahwa Jawa Barat, khususnya wilayah selatan, termasuk dalam zona aktif kegempaan yang perlu mendapatkan perhatian lebih dalam aspek mitigasi.
Dengan adanya kejadian tersebut, masyarakat diharapkan tidak panik, tetapi tetap waspada serta mengikuti informasi resmi dari BMKG maupun pemerintah daerah. Upaya kesiapsiagaan bersama menjadi kunci untuk meminimalisasi dampak bencana alam yang bisa datang kapan saja. []
Diyan Febriana Citra.