JAKARTA – Gempa bumi kembali mengguncang wilayah Sulawesi pada Sabtu (06/09/2025) siang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan getaran dengan kekuatan magnitudo (M) 4,1 terjadi pada pukul 13.20 WIB dan sempat dirasakan warga di beberapa titik.
Episentrum gempa tercatat berada di koordinat 2,84 derajat lintang selatan (LS) dan 122,7 derajat bujur timur (BT) dengan kedalaman 10 kilometer. Menurut BMKG, pusat gempa tersebut berlokasi di laut, sehingga getarannya langsung menjalar ke permukaan. Kendati demikian, guncangan ini dikategorikan sebagai gempa minor dan dipastikan tidak berpotensi tsunami.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai dampak kerusakan maupun korban jiwa. Sejumlah warga mengaku merasakan guncangan singkat yang cukup mengejutkan, namun situasi kembali normal beberapa saat setelahnya. BMKG menegaskan, gempa dengan kedalaman dangkal memang terasa lebih kuat meski magnitudonya relatif kecil.
“Getaran merambat lebih cepat ke permukaan, tetapi gempa dengan magnitudo di bawah 5 umumnya tidak berpotensi menimbulkan kerusakan serius,” tulis BMKG dalam keterangannya.
Pihak BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi yang tinggal di rumah atau bangunan dengan konstruksi kurang kokoh. Pasalnya, meski tidak menimbulkan kerusakan luas, guncangan kecil tetap berisiko apabila bangunan tidak memenuhi standar keamanan.
Selain itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh informasi yang beredar tanpa dasar yang jelas. “Masyarakat sebaiknya hanya mengacu pada informasi resmi dari BMKG. Jangan sampai terjebak kabar bohong yang dapat memicu kepanikan,” tegas lembaga tersebut.
Pengalaman gempa ini kembali menjadi pengingat bahwa Sulawesi termasuk wilayah rawan gempa karena berada di pertemuan beberapa lempeng tektonik. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui langkah-langkah mitigasi sederhana, seperti mengenali jalur evakuasi, memahami area aman di rumah, serta menyiapkan tas siaga bencana.
Upaya pemerintah daerah dalam memperkuat sosialisasi kesiapsiagaan juga diharapkan terus ditingkatkan. Simulasi tanggap darurat dan edukasi rutin kepada warga menjadi kunci dalam menekan risiko apabila gempa dengan magnitudo lebih besar terjadi di kemudian hari.
Meski kali ini guncangan tidak menimbulkan dampak berarti, peristiwa tersebut menunjukkan bahwa kewaspadaan tidak boleh berkurang. Dengan kesiapan yang lebih baik, masyarakat dapat lebih tenang dan sigap menghadapi bencana alam yang datang tanpa bisa diprediksi. []
Diyan Febriana Citra.