Ledakan Gas di Pamulang: 7 Luka-Luka, 8 Rumah Rusak

Ledakan Gas di Pamulang: 7 Luka-Luka, 8 Rumah Rusak

PAMULANG – Ledakan gas yang mengguncang kawasan Jalan Talas II, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, pada Jumat (12/9/2025) dini hari, masih menyisakan dampak besar bagi warga setempat. Hingga Sabtu (13/9/2025), jumlah warga yang harus meninggalkan rumah terus bertambah menjadi 54 orang dari 16 kepala keluarga.

Mereka kini ditampung sementara di Musala Da’arun Naim dengan fasilitas darurat. Pemerintah Kota Tangerang Selatan menyediakan berbagai kebutuhan dasar, mulai dari matras, selimut, hingga kasur lipat.

“Pengungsi ditampung di Musala Da’arun Naim dengan fasilitas darurat, mulai dari matras, selimut, hingga kasur lipat,” ujar Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Pemkot Tangsel, Satiri Ahmad.

Selain itu, pemerintah daerah juga menyalurkan bahan pangan seperti makanan siap saji, produk beku, elpiji, air mineral, serta buah-buahan. Dapur umum telah beroperasi sejak Jumat sore dan dijadwalkan melayani kebutuhan para pengungsi hingga 18 September mendatang.

Sementara itu, penyelidikan terkait penyebab ledakan masih berlangsung. Tim Puslabfor Polri mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian berupa empat tabung gas—satu berukuran 12 kilogram dan tiga berukuran 3 kilogram—serta satu unit kompor dan regulator.

“Bahan-bahan ini sedang kami periksa untuk memastikan sumber ledakan,” kata Kompol Heriyandi, Kasubdit Metalurgi Forensik Puslabfor.

Ledakan tersebut menghancurkan delapan rumah dan menyebabkan tujuh orang mengalami luka-luka. Sejumlah korban luka sudah mendapat perawatan medis di rumah sakit setempat. Peristiwa ini membuat puluhan warga harus mengungsi karena kondisi rumah mereka tak lagi layak huni.

Bagi sebagian warga, musibah ini bukan hanya soal kehilangan harta benda, melainkan juga hilangnya rasa aman di permukiman yang selama ini mereka anggap tenang. Trauma akibat ledakan membuat sejumlah keluarga memilih tetap tinggal di pengungsian meski kondisi rumah mereka masih bisa ditempati.

Hingga kini, pemerintah daerah bersama aparat kepolisian terus melakukan pendampingan terhadap korban, baik dari sisi kebutuhan logistik maupun aspek psikologis. Kasus ini sekaligus menjadi peringatan serius mengenai pentingnya pengawasan penggunaan tabung gas dan perangkat pendukungnya agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.[]

Putri Aulia Maharani

Berita Daerah