Indonesia-Turki Perkuat Kerja Sama Industri Manufaktur

Indonesia-Turki Perkuat Kerja Sama Industri Manufaktur

JAKARTA – Pemerintah Indonesia terus berupaya memperluas jejaring industri internasional, salah satunya melalui penguatan kerja sama dengan Turki. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menggelar serangkaian pertemuan bisnis dengan sejumlah perusahaan besar Turki di Istanbul, pada 23 September 2025.

Pertemuan ini tidak hanya membicarakan peluang investasi, tetapi juga menekankan pentingnya membangun strategi bersama untuk jangka panjang.

“Pertemuan ini penting sebagai langkah awal untuk membangun roadmap strategy bagi kerja sama di sektor manufaktur Indonesia dan Turki. Kami ingin kemitraan industri ini bersifat jangka panjang, saling menguntungkan, serta mampu mendorong kontribusi nyata bagi perekonomian kedua negara,” ujar Agus dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu (24/09/2025).

Salah satu agenda penting adalah diskusi dengan Karadeniz Holding, grup usaha multinasional yang memiliki portofolio di sektor energi, real estate, logistik, hingga galangan kapal. Karadeniz menyampaikan ketertarikannya untuk berinvestasi di bidang perkapalan serta penyediaan energi, khususnya di Batam yang tengah berkembang sebagai pusat industri dan data center.

Agus juga menemui Kale Group, produsen keramik dan material bangunan terbesar di Turki. Perusahaan ini berpotensi mendukung program pemerintah Indonesia dalam membangun tiga juta rumah rakyat, yang akan membutuhkan pasokan keramik dalam jumlah besar. Tidak hanya itu, Kale Group memiliki lini usaha di sektor pertahanan dan dirgantara, yang membuka ruang kerja sama teknologi dengan Indonesia.

Di sektor pangan, Erisler, produsen tepung terigu asal Turki, menyatakan komitmen memperluas bisnisnya di Indonesia. Saat ini, perusahaan tersebut memasok tepung untuk pakan hewan, namun berencana masuk ke industri makanan. Menperin menyebut langkah ini sejalan dengan target Indonesia untuk memperkuat kemandirian pangan nasional.

Selain itu, peluang besar juga datang dari Tümosan, produsen traktor dan mesin diesel. Perusahaan ini telah berpengalaman di pasar Afrika dan Asia, dan siap membangun fasilitas produksi di Indonesia jika ada jaminan pasar.

“Industri Turki menghendaki adanya jaminan pasar apabila mereka berproduksi di Indonesia. Untuk itu, kami akan memberikan jaminan melalui kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen,” jelas Agus.

Menurutnya, kerja sama ini akan mendukung program Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan pangan melalui modernisasi alat pertanian.

Agus menegaskan, Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga bisa berperan sebagai hub distribusi produk Turki ke Asia. Posisi strategis Indonesia yang didukung perjanjian dagang dengan negara lain, termasuk Australia, menjadikan peluang ini semakin terbuka.

“Indonesia adalah saudara tua di Asia, dan kami siap menjadi pusat distribusi produk industri Turki untuk memperluas akses ke pasar regional,” tegasnya.

Pemerintah menilai kemitraan dengan pelaku industri Turki membawa sejumlah manfaat. Pertama, investasi langsung yang dapat memperkuat sektor manufaktur dalam negeri. Kedua, peluang transfer teknologi dan riset bersama untuk meningkatkan daya saing. Ketiga, keterlibatan Indonesia dalam rantai pasok global yang memperkuat posisi Indonesia di peta industri internasional.

“Dengan masuknya fasilitas produksi dari perusahaan Turki, daya serap tenaga kerja nasional akan meningkat, industri semakin kompetitif, dan akses pasar global terbuka lebih luas. Pemerintah siap memberikan dukungan yang diperlukan agar kerja sama ini berjalan optimal,” ujar Agus. []

Diyan Febriana Citra.

Nasional