IEU-CEPA Resmi Ditandatangani, Begini Keuntungan Indonesia

IEU-CEPA Resmi Ditandatangani, Begini Keuntungan Indonesia

NUSA DUA – Pemerintah Indonesia bersama Uni Eropa resmi menandatangani perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif bernama Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) pada Selasa (23/9/2025). Kesepakatan yang mencakup perdagangan barang, jasa, investasi, perlindungan lingkungan, serta keberlanjutan ini ditempuh setelah hampir satu dekade negosiasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, perjanjian ini menjadi tonggak penting dalam sejarah hubungan Indonesia–Uni Eropa. “Dengan fitur komprehensif IEU-CEPA ini, ekspor Indonesia ke Uni Eropa diperkirakan akan meningkat 2,5 kali lipat dalam lima tahun implementasi ke depan,” ujarnya di Nusa Dua.

Airlangga optimistis, kesepakatan ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi hingga US$2,8 miliar serta menciptakan lebih dari lima juta lapangan kerja baru. Ia menambahkan, perluasan pasar ke Eropa akan memberi dampak signifikan terhadap kesejahteraan pekerja Indonesia.

Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Komisi Eropa, Maros Sefcovic, yang hadir dalam penandatanganan, menilai IEU-CEPA membuka peluang besar bagi kedua pihak. “Pertumbuhan akan terpicu di berbagai sektor, mulai dari minyak sawit, tekstil, alas kaki dari Indonesia, hingga pangan dan otomotif dari Uni Eropa,” katanya.

Kesepakatan ini memberi fasilitas tarif nol persen bagi 90,4 persen produk ekspor Indonesia yang masuk ke pasar Uni Eropa. Komoditas unggulan seperti sawit, tekstil, alas kaki, perikanan, dan bahan baku energi terbarukan diperkirakan menjadi sektor yang paling diuntungkan.

Meski demikian, tantangan tetap ada, terutama terkait regulasi keberlanjutan Uni Eropa seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR). Regulasi ini mewajibkan produk yang dijual di pasar Eropa tidak berasal dari lahan yang mengalami deforestasi setelah 31 Desember 2020. Pengamat menilai, kepatuhan terhadap aturan tersebut menjadi “tiket masuk” utama bagi pelaku industri Indonesia, khususnya sawit.

Sejumlah ekonom menilai IEU-CEPA sebagai kemenangan diplomasi Indonesia. Ekonom Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, menyebut kesepakatan ini menandai reposisi strategis Indonesia di pasar berstandar tinggi Eropa. Sementara Direktur Eksekutif CSIS, Yose Rizal Damuri, menekankan bahwa manfaat perjanjian ini tak hanya pada ekspor, tetapi juga membuka kesempatan bagi pelaku industri lokal mengakses teknologi dan mesin produksi Eropa.

Pemerintah menargetkan IEU-CEPA mulai berlaku pada 1 Januari 2027, setelah melalui proses ratifikasi di DPR dan parlemen Uni Eropa. Jika berjalan sesuai rencana, kesepakatan ini diharapkan mampu memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global sekaligus menarik lebih banyak investasi asing ke Tanah Air.[]

Putri Aulia Maharani

Berita Daerah Nasional