Dinkes Sukabumi Uji Sampel MBG ke Labkesda Jabar

Dinkes Sukabumi Uji Sampel MBG ke Labkesda Jabar

SUKANUMI – Kasus keracunan massal yang menimpa puluhan pelajar SMK Doa Bangsa Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, masih menjadi perhatian publik. Peristiwa yang diduga berkaitan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) itu kini tengah ditelusuri penyebabnya oleh pihak terkait.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi telah mengambil sejumlah sampel makanan yang dikonsumsi para siswa sebelum mengalami gejala keracunan. Sampel tersebut kemudian dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Kepala Dinkes Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi, mengungkapkan bahwa berbagai menu dari program MBG diambil sebagai bahan uji laboratorium. Beberapa di antaranya ialah nugget, tahu, sambal ikan, tumis wortel, jagung, hingga mi spageti.

“Pemeriksaan di laboratorium biasanya memakan waktu sekitar satu minggu. Jadi kita masih menunggu hasil pastinya,” ujar Agus kepada wartawan, Minggu (28/9/2025).

Menurut Agus, terdapat lebih dari 300 siswa yang menyantap menu MBG pada saat kejadian. Dari jumlah tersebut, tercatat 32 pelajar mengalami gejala keracunan, mulai dari mual, pusing, hingga muntah. Enam di antaranya bahkan harus mendapatkan penanganan medis lebih lanjut di RSUD Palabuhanratu.

Meski begitu, Agus menegaskan bahwa kondisi para siswa kini berangsur membaik. “Alhamdulillah, kondisi siswa saat ini sudah membaik dan beraktivitas seperti biasa. Tapi pemantauan kesehatan tetap kita lakukan,” tambahnya.

Kasus ini menimbulkan pertanyaan publik mengenai standar keamanan pangan dalam program MBG yang digadang-gadang pemerintah sebagai upaya pemenuhan gizi pelajar. Beberapa pihak menilai, meskipun program ini memiliki tujuan positif, aspek pengawasan distribusi dan kualitas makanan harus diperketat agar kejadian serupa tidak terulang.

Hasil pemeriksaan laboratorium dari Labkesda Jawa Barat diharapkan dapat memberi kejelasan terkait penyebab utama kasus keracunan ini. Dengan demikian, pemerintah daerah dapat menentukan langkah pencegahan yang lebih efektif ke depan, sekaligus memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap program MBG. []

Putri Aulia Maharani

Berita Daerah