LUMAJANG – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Jumat (03/10/2025), gunung api tertinggi di Pulau Jawa tersebut meletuskan abu vulkanik setinggi sekitar 600 meter dari puncaknya.
Letusan yang terekam pada pukul 10.54 WIB itu menghasilkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Berdasarkan laporan resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas tersebut terdeteksi melalui seismograf dengan amplitudo maksimum 23 milimeter dan durasi 105 detik.
“Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 milimeter dan durasi 105 detik,” jelas Sigit Rian Alfian, petugas Pos Pantau PVMBG Gunung Semeru dalam laporan tertulisnya.
Dalam catatan 24 jam terakhir, Semeru mengalami peningkatan signifikan dengan 92 kali gempa letusan. Getaran tersebut memiliki amplitudo antara 10–22 milimeter dengan durasi 69–204 detik. Selain itu, juga terpantau satu kali gempa guguran dengan amplitudo 8 milimeter berdurasi 90 detik. Data ini menegaskan bahwa aktivitas vulkanik Semeru masih fluktuatif dan perlu diwaspadai.
Meski demikian, hingga kini belum ada laporan mengenai dampak langsung yang dirasakan warga sekitar, baik kerusakan maupun korban. Status gunung tetap berada di Level II atau Waspada. Namun, PVMBG menekankan agar masyarakat tidak mengabaikan peringatan keselamatan.
PVMBG melarang masyarakat beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari puncak erupsi. Warga juga diingatkan untuk menjauhi area 500 meter dari tepi sungai yang berhulu di puncak gunung, khususnya sepanjang aliran lahar di Besuk Kobokan. Kawasan tersebut dinilai paling rawan dilanda awan panas maupun banjir lahar yang bisa menjalar hingga 13 kilometer dari kawah.
“Masyarakat dilarang beraktivitas di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda awan panas dan aliran lahar hingga 13 kilometer dari puncak,” ujar Sigit menegaskan.
Selain itu, masyarakat diminta selalu menggunakan masker ketika terjadi hujan abu serta menjaga persediaan air bersih. Kondisi cuaca berangin dapat memperluas sebaran abu ke permukiman di luar zona bahaya. Pemerintah daerah bersama aparat desa juga diminta meningkatkan kesiapsiagaan dengan menyiapkan jalur evakuasi dan pos pengungsian darurat.
Aktivitas Semeru ini menjadi pengingat bahwa gunung api aktif selalu menyimpan potensi ancaman yang memerlukan kewaspadaan bersama. Masyarakat di sekitar lereng diimbau tidak panik, tetapi tetap waspada serta mengikuti arahan resmi dari PVMBG dan pemerintah daerah. []
Diyan Febriana Citra.