SIDOARJO – Delapan hari pascaruntuhnya mushala di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, harapan keluarga korban masih belum sepenuhnya padam. Di tengah tumpukan puing dan debu beton, tim SAR gabungan terus berjuang tanpa henti untuk menemukan dua santri yang hingga kini masih dinyatakan hilang.
Hingga Senin (06/10/2025) malam, sekitar pukul 22.45 WIB, tim gabungan kembali menemukan 12 jenazah tambahan. Dengan demikian, jumlah korban meninggal dunia akibat tragedi ini telah mencapai 61 orang. Dari total itu, 17 jenazah telah berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri dan diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan sesuai prosedur yang berlaku.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa total korban terdampak hingga kini mencapai 167 orang. Dari jumlah tersebut, 104 orang dinyatakan selamat, dengan rincian 4 telah selesai menjalani perawatan, 99 masih dirawat, dan 1 orang tidak memerlukan perawatan medis. “Sementara itu, berdasarkan daftar absensi pondok pesantren, dua santri masih dinyatakan hilang,” ujar Muhari dalam keterangan resminya.
Tim SAR yang bekerja siang malam telah menemukan 165 korban beserta tujuh potongan tubuh manusia yang masih dalam proses identifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. Potongan tubuh itu diduga merupakan bagian dari korban yang tertimbun di sektor terdampak utama, di bawah reruntuhan berat bangunan empat lantai.
Fokus pencarian kini bergeser ke sektor A1 dan A2, lokasi yang dianggap paling mungkin menyimpan korban hilang. Proses pembersihan puing dilakukan dengan kombinasi alat berat dan pencarian manual untuk menjaga kehati-hatian, mengingat sebagian struktur lama masih terhubung dengan bangunan utama yang roboh.
Tragedi yang terjadi pada akhir September 2025 ini disebut sebagai salah satu bencana konstruksi terbesar di Jawa Timur tahun ini. Selain memakan korban jiwa yang tinggi, peristiwa itu juga meninggalkan trauma mendalam bagi para santri, keluarga korban, dan masyarakat sekitar.
Operasi pencarian telah berlangsung lebih dari sepekan, melibatkan ratusan personel gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BNPB, serta relawan kemanusiaan. Setiap jenazah yang berhasil dievakuasi langsung disemprot disinfektan sebelum dibawa ke rumah sakit untuk proses identifikasi lebih lanjut.
BNPB memastikan bahwa pencarian tidak akan dihentikan sebelum seluruh korban ditemukan dan area dinyatakan aman. “Kami akan terus berupaya sampai semua korban berhasil dievakuasi,” kata Muhari.
Di lokasi kejadian, suasana duka masih menyelimuti. Doa dan selawat terus terdengar dari para relawan dan keluarga korban yang berharap dua santri terakhir segera ditemukan. []
Diyan Febriana Citra.