Setelah Tiga Bulan, Korban KMP Tunu Pratama Jaya Akhirnya Ditemukan

Setelah Tiga Bulan, Korban KMP Tunu Pratama Jaya Akhirnya Ditemukan

PASURUAN — Setelah tiga bulan penuh penantian dan ketidakpastian, keluarga Mukhamad Syakur akhirnya mendapat kabar yang menutup masa pencarian panjang mereka. Korban kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada 2 Juli 2025 itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Kabar tersebut datang pada Senin (06/10/2025) malam melalui informasi resmi dari pihak kepolisian di Bali.

“Keluarga sudah berangkat ke Banyuwangi untuk memastikannya. Kami bersyukur ada kabar penemuan itu. Mungkin nanti malam, jenazah tiba di rumah duka,” ujar M. Zahid, salah satu kerabat korban, di kediamannya di Kelurahan Krapyakrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa (07/10/2025).

Menurut Zahid, kepastian mengenai identitas korban diperoleh setelah pihak keluarga menerima foto-foto dari kepolisian yang menunjukkan sejumlah barang pribadi milik Mukhamad Syakur. Ciri-ciri yang terlihat dari pakaian, tas, serta sarung yang dikenakan diyakini identik dengan yang digunakan almarhum saat terakhir meninggalkan rumah. “Kemarin keluarga melihat jenis pakaian terakhir yang dikenakan korban. Termasuk uang dan kartu identitasnya,” tutur Zahid.

Jenazah saat ini masih berada di rumah sakit di Kabupaten Banyuwangi untuk menjalani proses identifikasi forensik. Hasil pemeriksaan itu akan memastikan secara ilmiah bahwa jasad tersebut benar-benar milik Mukhamad Syakur. Setelah proses tersebut rampung, jenazah direncanakan segera dipulangkan ke Pasuruan untuk dimakamkan di kampung halaman.

Diketahui, Mukhamad Syakur dan rekannya, Mukhlason (50), menyeberang ke Bali dengan kapal KMP Tunu Pratama Jaya untuk mengirim pesanan mebel pada awal Juli 2025 lalu. Namun, perjalanan mereka berubah menjadi tragedi ketika kapal tersebut tenggelam di perairan Selat Bali. Mukhlason lebih dahulu ditemukan sembilan hari setelah kejadian dan telah dimakamkan di Desa Brambang, Kecamatan Gondangwetan, pada 12 Juli 2025.

Kini, setelah berbulan-bulan tanpa kepastian, keluarga Syakur akhirnya bisa mengantarkan almarhum ke peristirahatan terakhirnya dengan tenang. Rasa duka yang mendalam masih menyelimuti keluarga, namun mereka bersyukur atas ditemukannya jasad sang kerabat setelah pencarian panjang.

Tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya menjadi salah satu kecelakaan laut paling tragis tahun ini. Selain menimbulkan korban jiwa, peristiwa itu juga menyisakan luka bagi banyak keluarga di dua daerah Banyuwangi dan Pasuruan yang harus kehilangan orang-orang tercinta. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews