Perahu Terbalik di Pantai Amal Baru, Dua Nelayan Hilang

Perahu Terbalik di Pantai Amal Baru, Dua Nelayan Hilang

TARAKAN — Cuaca ekstrem kembali memakan korban di wilayah perairan Kalimantan Utara. Sebuah perahu nelayan terbalik diterjang hujan badai di sekitar Pantai Amal Baru, Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan, pada Rabu (08/10/2025) malam. Akibat peristiwa itu, dua orang nelayan dilaporkan hilang, sementara dua lainnya berhasil diselamatkan.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Tarakan, Syahril, S.E, menjelaskan bahwa laporan pertama diterima pada Kamis (09/10/2025) sekitar pukul 06.00 WITA dari pihak keluarga korban bernama Zainuri.

“Kami menerima informasi dari keluarga korban, Bapak Zainuri, yang menyampaikan bahwa dua dari empat nelayan belum ditemukan,” ujarnya.

Empat nelayan tersebut diketahui berangkat dari Pantai Amal Baru pada Rabu malam sekitar pukul 20.00 WITA untuk mencari ikan di perairan sekitar. Dalam perjalanan, kapal mereka dihantam hujan badai dan gelombang tinggi hingga akhirnya terbalik.

“Dua nelayan berhasil diselamatkan oleh kapal nelayan lain yang melintas, sementara dua lainnya dilaporkan hanyut terbawa arus laut,” jelas Syahril.

Dua korban yang masih belum ditemukan diketahui bernama Jayadi dan Heru, warga Jalan Gunung Amal, Kota Tarakan. Basarnas Tarakan langsung mengerahkan tim penyelamat ke lokasi setelah menerima laporan pagi tadi.

“Kami segera berangkat begitu menerima laporan, dengan estimasi tiba di lokasi sekitar pukul 07.15 WITA,” katanya.

Menurut data Basarnas, titik lokasi kejadian berada di koordinat 3°18’22.60”N 117°40’10.48”E, sekitar 6,38 nautical miles dari Kantor SAR Tarakan, atau sekitar satu jam perjalanan laut menggunakan RIB (Rigid Inflatable Boat).

Sebelum berangkat, tim gabungan melakukan briefing pukul 06.15 WITA untuk menentukan strategi pencarian hari pertama. Operasi ini melibatkan unsur Basarnas Tarakan, masyarakat nelayan setempat, dan keluarga korban.

“Kami bersinergi dengan warga sekitar yang ikut membantu proses pencarian karena sebagian besar mengenal perairan setempat,” tuturnya.

Untuk mendukung misi penyelamatan, Basarnas Tarakan menurunkan sejumlah peralatan, di antaranya 1 unit Rescue Car D-Max, 1 unit RIB, 1 set perlengkapan medis, alat komunikasi (Alkom), serta Aquaeye, yaitu alat deteksi bawah air berteknologi tinggi yang mampu menangkap sinyal keberadaan manusia di dalam air.

“Peralatan ini kami gunakan secara maksimal agar pencarian bisa dilakukan secara efektif,” papar Syahril.

Hingga Kamis siang, kondisi cuaca di sekitar lokasi pencarian relatif bersahabat. “Sampai saat ini faktor penghambat nihil, cuaca cukup mendukung untuk operasi pencarian hari pertama,” imbuhnya.

Meski demikian, tim SAR tetap bersiap menghadapi kemungkinan perubahan cuaca mengingat perairan Tarakan dikenal dinamis dan cepat berubah. Basarnas juga berkoordinasi dengan keluarga korban dan nelayan setempat untuk memetakan arah arus laut dan memperkirakan area hanyut korban.

“Kami berharap kedua korban dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat,” pungkas Syahril.

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi nelayan di Tarakan dan wilayah pesisir Kalimantan Utara agar lebih waspada terhadap perubahan cuaca, terutama menjelang musim hujan dengan intensitas tinggi dan angin kencang yang kerap melanda kawasan perairan utara Indonesia. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews