FLORES TIMUR — Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali memperlihatkan aktivitas vulkanis luar biasa pada Rabu (15/10/2025) dini hari. Letusan besar yang terjadi sekitar pukul 01.35 WITA tersebut memuntahkan abu vulkanik hingga mencapai ketinggian 10.000 meter dari puncak, menjadikan peristiwa ini sebagai salah satu erupsi terbesar sejak status gunung dinaikkan ke Level IV atau Awas.
Menurut laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi ini terekam dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan berdurasi lebih dari sembilan menit. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi, Yosef Suryanto, menjelaskan bahwa kolom abu tampak berwarna kelabu pekat dan bergerak ke arah barat daya hingga barat laut.
“Terjadi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pada hari Rabu, 15 Oktober 2025, pukul 01:35 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ±10.000 meter di atas puncak (±11.584 meter di atas permukaan laut),” ujar Yosef dalam laporan resmi PVMBG.
Kolom abu tebal tersebut membuat langit di sekitar wilayah Kecamatan Wulanggitang dan Titehena tampak gelap gulita meski belum fajar. Warga di beberapa desa mulai dievakuasi karena hujan abu mulai turun dan berpotensi mengganggu kesehatan pernapasan serta menutupi sumber air bersih.
Gunung Lewotobi Laki-laki yang memiliki ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut itu kini berada dalam pengawasan ketat. PVMBG menetapkan radius bahaya sejauh 6 kilometer dari kawah utama dan sektoral berbahaya hingga 7 kilometer ke arah barat daya dan timur laut.
“Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 km dan sektoral barat daya–timur laut 7 km dari pusat erupsi,” tegas Yosef.
Selain ancaman langsung dari letusan, PVMBG juga memperingatkan bahaya sekunder berupa banjir lahar dingin yang dapat terbentuk apabila hujan deras mengguyur area puncak. Material vulkanis yang terbawa air bisa mengalir melalui sungai-sungai di lereng gunung dan mengancam permukiman warga di hilir.
“Masyarakat yang terdampak hujan abu G. Lewotobi Laki-laki memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan,” imbau Yosef.
PVMBG menyatakan terus melakukan pemantauan intensif melalui data seismik dan visual guna memastikan potensi lanjutan dari aktivitas vulkanik tersebut. Pemerintah daerah bersama aparat TNI dan Polri telah menyiapkan tempat pengungsian sementara di sejumlah titik aman di Kecamatan Wulanggitang.
Masyarakat diimbau tetap waspada namun tidak panik serta memantau informasi resmi dari otoritas terkait. Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa, namun aktivitas warga di sekitar kawasan terdampak untuk sementara dihentikan demi keselamatan. []
Diyan Febriana Citra.