SAMARINDA – Kaburnya 15 tahanan dari Polsek Samarinda Kota menggemparkan warga dan aparat kepolisian. Kejadian ini terjadi ketika 15 narapidana, yakni Irfan, Edy Ramlan, Ihwan Noor, Chandro, Kahar, M. Dhia Hauzan Zhaki, Elzent Ahmad, Asri, Muhammad Yusril, Aril Hamid, Gilang Ramadhan, Suniyansyah, Krisaantus Dominikus, dan M. Rizky Alfareza, berhasil meloloskan diri melalui lubang kloset sel. Insiden ini menimbulkan kepanikan di sekitar lokasi, dan memicu upaya pengejaran besar-besaran oleh pihak kepolisian.

Kombes Pol Hendri Umar, Kapolres Samarinda, menyampaikan bahwa dari 15 tahanan yang kabur, pihak kepolisian telah berhasil mengamankan 10 orang. Mereka adalah Asri, Irfan, Edy Ramlan, Aril Hamid, Gilang Ramadhan, Muhammad Dhia Hauzan Zaki, Elzent Ahmad, Ihwan Noor, Muhammad Rizky Alfarizal, dan Yohanes Doriyanto Adilalesu. Hendri mengungkapkan bahwa koordinasi antara anggota kepolisian, relawan, dan masyarakat setempat berperan penting dalam penangkapan cepat ini.
“Jadi hingga pagi ini, kami sudah mengamankan 10 orang tahanan yang kabur tadi malam. Alhamdulillah, berkat kerja sama dan bantuan seluruh relawan serta masyarakat hingga pukul 07.00, kami berhasil mengamankan mereka,” ujarnya saat ditemui di Polres Samarinda pada Senin (20/10/2025). Ia menambahkan, lima tahanan lainnya masih buron, dan tim kepolisian terus bergerak untuk memastikan seluruh tahanan kembali ke tahanan resmi.
Akibat kaburnya 15 tahanan ini, kondisi sel Polsek Samarinda Kota mengalami kerusakan parah. Banyak dinding sel yang rusak akibat dijebol para narapidana. Sebagai langkah pengamanan dan untuk memastikan tidak terjadi hal serupa, 10 tahanan yang berhasil diamankan dipindahkan sementara ke sel tahanan Polres Samarinda. Hendri menekankan, tindakan ini dilakukan demi keselamatan dan keamanan semua pihak, termasuk narapidana itu sendiri.
“Kondisi sel di Polsek Kota rusak karena dijebol para tahanan. Oleh karena itu, semua yang berhasil ditangkap kami pindahkan ke Polres. Langkah ini sekaligus memastikan keamanan narapidana dan petugas,” jelas Hendri.
Kapolres Samarinda juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi kemungkinan inisiator pelarian. “Dari 10 tahanan yang berhasil diamankan, ada satu atau dua orang yang kami indikasi sebagai inisiator pertama yang mengajak kabur melalui lubang kloset. Saat ini, mereka masih diperiksa secara intensif oleh rekan-rekan di Reskrim untuk mengetahui motivasi dan cara mereka melancarkan pelarian,” tambahnya.
Menurut Hendri, pihak kepolisian tidak hanya fokus pada penangkapan narapidana, tetapi juga melakukan evaluasi terkait kondisi fasilitas penahanan agar kejadian serupa tidak terulang. Ia menyebut, koordinasi antara Polsek, Polres, dan pihak terkait lainnya sangat penting untuk memperkuat sistem pengamanan di seluruh sel tahanan.
“Kami juga akan melakukan audit keamanan sel-sel lain di wilayah Samarinda. Evaluasi ini penting agar sistem pengamanan kita semakin kuat, dan masyarakat tidak perlu khawatir terhadap keamanan wilayah sekitarnya,” ujarnya.
Kapolres menegaskan, dalam dua hari ke depan, fokus utama kepolisian adalah mengejar lima narapidana yang masih buron. “Target kami dalam dua hari ini adalah mengamankan seluruh tahanan yang masih berkeliaran. Alhamdulillah, 10 orang sudah berhasil diamankan, tinggal lima yang harus segera kami tangkap,” pungkasnya.
Insiden kaburnya tahanan ini menjadi perhatian serius, bukan hanya bagi kepolisian, tetapi juga bagi masyarakat Samarinda. Kejadian ini menyoroti pentingnya pengawasan, keamanan, dan sistem penahanan yang efektif demi mencegah pelarian yang dapat membahayakan warga maupun narapidana itu sendiri. []
Penulis: Yus Rizal Zulfikar | Penyunting: Agnes Wiguna