SAMARINDA – Setelah muncul keluhan dari sejumlah siswa SDN 004 Samarinda Utara yang hanya menerima snack dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG), pihak penyelenggara memberikan penjelasan resmi mengenai situasi tersebut. Koordinator Wilayah Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) Samarinda, Hariyono, memastikan bahwa menu yang diberikan pada Rabu (22/10/2025) merupakan bagian dari jadwal yang sudah dirancang sebelumnya, dikenal sebagai menu keringan.
“Ini namanya menu keringan, Pak. Memang ada, tapi hanya pada hari dan kondisi tertentu saja,” jelas Hariyono saat dikonfirmasi, Rabu siang.
Menurutnya, menu keringan bukan berarti makanan yang disajikan tidak bergizi. Semua jenis makanan yang dibagikan kepada siswa tetap disusun dengan mempertimbangkan standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) sesuai pedoman pemerintah.
“Seperti yang dilihat, menu keringan item-nya tetap mencukupi AKG-nya,” ujarnya menegaskan.
Hariyono juga menjelaskan bahwa penerapan menu keringan biasanya dilakukan karena adanya kegiatan internal di pihak penyedia makanan, seperti pelatihan penjamah makanan atau kegiatan teknis lainnya.
“Dari pihak SPPG ada alasan tertentu, sedang ada pelatihan penjamah makanan atau kegiatan lain,” katanya.
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa pelaksanaan program MBG di Samarinda berjalan sesuai pedoman nasional dan tidak ada pengurangan kualitas layanan.
“Mohon jangan sampai masyarakat salah persepsi. Semua tetap sesuai standar dan untuk kebaikan anak-anak penerima program,” tutur Hariyono.
Sebelumnya, sejumlah siswa SDN 004 Samarinda Utara mengaku hanya menerima snack, telur, susu, dan pisang dari program MBG pada hari itu. Beberapa di antara mereka berharap agar menu bisa kembali seperti biasanya, yakni nasi lengkap dengan lauk pauk, karena dianggap lebih mengenyangkan.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sendiri merupakan salah satu program prioritas pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka yang mulai diterapkan pada 2025. Program ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak-anak sekolah dasar di seluruh Indonesia, sekaligus mendukung upaya nasional menurunkan angka stunting.
Dengan adanya klarifikasi ini, pihak SPPG berharap masyarakat dapat memahami mekanisme pelaksanaan program yang tidak hanya berfokus pada jenis makanan, tetapi juga keseimbangan gizi dan keberlanjutan distribusi. Pemerintah daerah pun disebut terus melakukan pengawasan agar program MBG di Samarinda tetap berjalan sesuai target dan bermanfaat bagi seluruh peserta didik. []
Diyan Febriana Citra.

