Banjir Kembali Rendam Pati, 800 Rumah di Batangan Terendam

Banjir Kembali Rendam Pati, 800 Rumah di Batangan Terendam

Bagikan:

PATI – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada Minggu (26/10/2025) sore kembali menimbulkan genangan luas di sejumlah wilayah. Air sungai yang meluap menyebabkan ribuan rumah warga terendam, terutama di Desa Ketitangwetan, Kecamatan Batangan, yang menjadi kawasan terdampak paling parah.

Sedikitnya 800 rumah warga di desa tersebut terendam air dengan ketinggian mencapai 50 hingga 70 sentimeter. Warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi karena air naik dengan cepat setelah hujan deras mengguyur sejak sore hari.

Bencana ini bukan hanya akibat curah hujan yang tinggi, tetapi juga karena tanggul sungai yang jebol sejak Jumat (24/10/2025). Hingga kini, tanggul tersebut belum diperbaiki, sehingga air terus mengalir deras ke pemukiman warga setiap kali hujan turun. Kondisi itu membuat masyarakat hidup dalam kekhawatiran akan banjir susulan.

“Airnya datang cepat sekali, kami tidak sempat menyelamatkan banyak barang,” ujar Sugito, warga Desa Ketitangwetan, Minggu (26/10/2025) malam. Ia mengatakan, ini merupakan banjir ketiga yang melanda wilayahnya dalam beberapa bulan terakhir. Setiap kali mendung datang, warga langsung bersiap siaga.

Warga lain, Wardi, mengaku kecewa dengan lambannya penanganan kerusakan tanggul. Ia menilai, perbaikan seharusnya dilakukan segera agar masyarakat tidak terus menjadi korban banjir berulang.

“Kami berharap pemerintah segera memperbaiki tanggul secepatnya, supaya tidak terus kebanjiran seperti ini,” ucapnya.

Akibat banjir tersebut, aktivitas warga lumpuh total. Jalan utama desa tidak dapat dilalui kendaraan, sebagian sekolah terpaksa diliburkan, dan banyak warga mengungsi ke rumah kerabat yang lebih aman.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati melaporkan bahwa banjir kali ini berdampak pada 10 desa di tiga kecamatan dengan ketinggian air yang bervariasi. Hingga berita ini diturunkan, tim BPBD masih melakukan asesmen lapangan untuk menentukan langkah penanganan lanjutan, termasuk kemungkinan pembangunan tanggul darurat.

Sejumlah relawan dan petugas gabungan juga diterjunkan untuk membantu warga yang terisolasi akibat genangan. Pemerintah daerah berencana menyalurkan bantuan logistik dan membuka dapur umum sementara. Namun, warga berharap langkah tanggap darurat tidak berhenti pada bantuan makanan, melainkan juga solusi jangka panjang untuk penanganan sistem drainase dan perbaikan tanggul sungai agar banjir tidak terus berulang.

Fenomena banjir berulang di Pati menjadi pengingat bahwa perbaikan infrastruktur pengendali air harus menjadi prioritas. Tanpa penanganan cepat dan berkelanjutan, risiko bencana serupa akan terus mengintai warga setiap kali hujan turun deras. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Hotnews