SITUBONDO — Suasana duka menyelimuti Pondok Pesantren Salafiah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jailani di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, setelah bangunan asrama putri di kompleks pesantren tersebut ambruk pada Rabu (29/10/2025) dini hari. Insiden tragis ini menewaskan satu santriwati dan melukai sejumlah lainnya.
Menurut kesaksian salah satu santriwati yang selamat, Aura Adelia (14), warga Desa Bungatan, Kecamatan Bungatan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 01.00 WIB ketika para penghuni asrama tengah tertidur.
“Kejadiannya dini hari, saya bangun tahu-tahunya sudah ambruk,” ujarnya saat ditemui di RSUD Besuki, Rabu (29/10/2025).
Aura mengalami luka di bagian kaki kanan akibat tertimpa reruntuhan. Ia kini masih menjalani perawatan intensif dan dijadwalkan menjalani tindakan jahitan pada Kamis (30/10/2025).
“Saya kurang hafal korbannya ada berapa, kabarnya ada 10 orang, satu meninggal dunia, saya tidak tahu namanya,” tuturnya dengan suara pelan.
Di ruang perawatan RSUD Besuki, Aura dirawat bersama rekan sesama santriwati yang juga mengalami luka serius di kaki karena tertancap serpihan besi dari reruntuhan bangunan. Tim medis tengah mempersiapkan operasi untuk mengeluarkan serpihan tersebut.
Camat Besuki, Taufan Jaksana, membenarkan adanya insiden tersebut. Ia menyebutkan bahwa bangunan yang roboh merupakan asrama putri yang berada di kompleks utama pondok pesantren.
“Iya benar ada kejadian itu, saya belum tinjau lokasi, bangunan yang ambruk di Ponpes Salafiah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jailani Desa Blimbing dekat Pasar Hewan Besuki dan kabarnya ada yang luka,” katanya.
Meski belum diketahui penyebab pasti ambruknya bangunan, sejumlah warga di sekitar pesantren menduga konstruksi yang sudah berumur tua menjadi faktor utama. Beberapa saksi mata menyebut, bagian dinding belakang asrama sudah terlihat retak beberapa hari sebelumnya, namun belum sempat diperbaiki.
Petugas gabungan dari BPBD Situbondo, kepolisian, dan aparat desa langsung diterjunkan untuk melakukan evakuasi dan pemeriksaan bangunan lain di sekitar lokasi. Sejumlah santriwati yang selamat sementara dievakuasi ke gedung madrasah utama untuk menghindari risiko reruntuhan susulan.
Peristiwa ini menambah daftar panjang insiden bangunan pesantren ambruk di wilayah tapal kuda Jawa Timur. Pemerintah daerah diminta melakukan audit menyeluruh terhadap bangunan pondok pesantren, terutama yang berusia tua dan belum pernah direnovasi secara struktural.
Pihak pesantren belum memberikan pernyataan resmi terkait kejadian ini. Namun, keluarga korban dan para santriwati berharap agar pemerintah memberikan perhatian serius untuk perbaikan infrastruktur lembaga pendidikan keagamaan agar tragedi serupa tak terulang. []
Diyan Febriana Citra.

