SAMARINDA – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan pentingnya perubahan paradigma dalam pendidikan vokasi di Indonesia. Hal itu disampaikannya saat meresmikan pelatihan berbasis kompetensi (PBK) batch 5 dan project based learning (PBL) batch 3 di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Samarinda, Kamis (30/10/2025).
Dalam kunjungan kerjanya di Kota Tepian, Yassierli yang juga Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan bahwa kedua program tersebut merupakan langkah nyata Kementerian Ketenagakerjaan untuk mencetak tenaga kerja dengan pola pikir baru.
“Jadi tak sekadar menunggu tawaran kerja. Bisa lebih aktif, lulusan bisa menawarkan kemampuan mereka ke industri,” ujar Yassierli.
Menurutnya, program PBK dan PBL bukan hanya dirancang untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja, tetapi juga mampu menciptakan solusi inovatif di tengah perubahan lanskap industri yang semakin cepat.
“Kedua program itu merupakan sebuah terobosan yang melatih pola pikir peserta di BPVP. Yang tak sekadar mencari kerja. Tapi juga bisa jadi penawar jasa yang punya daya saing di dunia industri,” terangnya.
Kementerian Ketenagakerjaan mencatat, sejak awal Oktober 2025 sudah terdapat 354 peserta yang lolos seleksi untuk mengikuti program pelatihan tersebut. Mereka akan mendapatkan pembelajaran berbasis teknologi dan praktik langsung di lapangan, mencakup bidang teknologi informasi, elektronika, sensor, hingga otomasi sistem industri.
“Pelatihan yang lebih kekinian, dari IT, elektronika, sensor, dan sebagainya,” lanjut Menaker.
Peserta akan ditempa menjadi pemecah masalah aktif dan mandiri, bukan sekadar pelaksana teknis. Diharapkan, lulusan pelatihan dapat berkontribusi dalam berbagai sektor, seperti otomatisasi operasional gedung, pertanian modern, optimalisasi rantai pasok (Supply Chain Management/SCM), serta pengembangan solusi berbasis teknologi.
Selain meresmikan pelatihan, Yassierli juga meninjau berbagai fasilitas pelatihan di BPVP Samarinda. Dalam kesempatan itu, ia mencoba simulator alat berat, salah satu sarana unggulan yang menjadi kebanggaan balai tersebut. Menaker menilai fasilitas tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus menjadi daya tarik bagi peserta pelatihan di Kalimantan Timur.
Langkah ini diharapkan memperkuat posisi BPVP Samarinda sebagai pusat pengembangan SDM vokasi unggulan yang mampu menjawab kebutuhan industri masa depan. Dengan pendekatan berbasis proyek dan kompetensi, pemerintah ingin memastikan lulusan vokasi tak lagi terjebak dalam pola lama sebagai pencari kerja, melainkan tumbuh menjadi pencipta peluang ekonomi baru. []
Diyan Febriana Citra.

