Siswa MTs Pamekasan Meninggal, Sekolah Tegaskan Bukan karena Menu MBG

Siswa MTs Pamekasan Meninggal, Sekolah Tegaskan Bukan karena Menu MBG

Bagikan:

PAMEKASAN — Kasus meninggalnya seorang siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Ula 1 di Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, menimbulkan beragam spekulasi setelah muncul laporan sejumlah santri muntah-muntah usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun pihak sekolah menegaskan, kedua peristiwa tersebut tidak saling berkaitan.

Siswa yang meninggal merupakan santri asal Desa Sentol, Kecamatan Pademawu. Ia mengembuskan napas terakhir pada Kamis (06/11/2025) siang, sekitar empat jam sebelum 17 santri lainnya mengalami mual dan muntah di lingkungan sekolah.

Kepala MTs Al-Ula 1, Moh Dahri, memastikan bahwa meninggalnya siswa tersebut tidak berhubungan dengan kasus dugaan keracunan makanan yang menimpa sejumlah santri.

“Iya benar. Tapi tidak ada hubungannya dengan santri yang muntah-muntah,” kata Dahri di Pamekasan, Sabtu (08/11/2025).

Menurutnya, siswa tersebut wafat sekitar pukul 13.00 WIB di rumahnya, sedangkan kasus santri muntah-muntah baru terjadi beberapa jam kemudian, sekitar pukul 17.00 WIB.

“Santri yang meninggal sudah pulang ke rumah jauh sebelum kejadian santri muntah-muntah,” jelasnya.

Dahri mengatakan, pihak sekolah telah mengonfirmasi kepada keluarga terkait penyebab kematian santri tersebut. Berdasarkan keterangan orang tua, almarhum diketahui mengidap penyakit tuberkulosis (TB) dan sebelumnya sempat dirawat di puskesmas sebelum dirujuk ke rumah sakit.

“Informasi dari orangtua, hari Senin dibawa ke Puskesmas Pademawu kemudian dirujuk ke rumah sakit dan akhirnya meninggal,” ujarnya.

Terkait insiden muntah-muntah, Dahri menyebutkan tidak ada indikasi sebelumnya bahwa menu MBG menyebabkan masalah kesehatan. Program MBG tersebut dikelola oleh Dapur Humairah Sejahtera Blumbungan dan sejauh ini tidak pernah menimbulkan keluhan dari para santri.

“Saat kejadian, menu MBG adalah nasi putih, ayam, anggur, dan susu,” jelas Dahri.

Pernyataan serupa disampaikan oleh Ahmad Munawir, penanggung jawab Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Humairah Sejahtera Blumbungan. Ia menegaskan bahwa santri yang meninggal dunia sudah tidak berada di pondok selama dua minggu terakhir.

“Santri yang meninggal sudah pulang dari pondok sekitar setengah bulan lalu. Sehingga tidak ada kaitannya dengan makanan yang kami sajikan,” kata Munawir.

Munawir juga menjelaskan bahwa menu MBG pada hari Kamis tersebut terdiri dari nasi putih, ayam bumbu rendang, tahu goreng, tumis labu siam, anggur, dan susu. Dari total 17 santri yang muntah-muntah, 14 merupakan siswa MTs Al-Ula 1, sementara tiga lainnya adalah santri Madrasah Aliyah (MA) Al-Islamiyah di bawah naungan Yayasan As-Syabihul Kabir.

Tim medis dari Puskesmas Larangan segera memberikan penanganan, dan seluruh santri yang sempat mengalami gejala mual-mual telah diperbolehkan pulang setelah kondisi mereka dinyatakan stabil pada malam hari.

Pihak sekolah berharap masyarakat tidak menarik kesimpulan terburu-buru terkait penyebab kedua peristiwa tersebut. Hingga kini, baik sekolah maupun pengelola dapur MBG menegaskan komitmen mereka untuk tetap memastikan kualitas dan keamanan makanan yang disalurkan kepada para santri. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Hotnews