BOGOR — Suasana di Universitas Pakuan (Unpak) mendadak mencekam pada Rabu siang (12/11/2025), ketika seorang mahasiswi berinisial IS (21 tahun), dari Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, ditemukan terjatuh dari lantai tiga gedung kampusnya.
Peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 12.15 WIB. Kapolsek Bogor Tengah, Kompol Waluyo, menjelaskan bahwa IS terlihat sendirian sebelum insiden tersebut terjadi.
“Saksi melihat korban sedang berada di lantai 3 gedung manajemen seorang diri,” kata Waluyo, Rabu sore.
Tak lama berselang, suara benturan keras terdengar di area bawah gedung, membuat sejumlah mahasiswa panik dan segera berlari ke arah sumber suara. IS ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri dan segera dilarikan ke Rumah Sakit Mayapada Bogor dalam keadaan kritis.
Dalam penyelidikan awal di lokasi kejadian, pihak kepolisian menemukan buku catatan milik korban yang berisi tulisan tangan menyayat hati. Dalam tulisan tersebut, IS menyampaikan permintaan maaf kepada kedua orang tuanya, menggambarkan tekanan batin dan kelelahan mental yang dialaminya.
“Didapati tulisan di dalam buku milik korban, permintaan maaf kepada orang tua korban,” ujar Kompol Waluyo.
Isi surat itu berbunyi: “Maafkan Ira, Bu, Ayah. Ira capek, Ira nyerah. Mental Ira rusak, mental Ira hancur. Maafin Ira, nyuhunkeun hampura saageung-ageungan. Hate Ira tos teu kiat dinyenyeri. Ira capek. Maaf, Bu, Ayah, Ira gagal jadi anak Ibu sareng Ayah. Teu cocok jadi anak yang baik.”
Tulisan itu menjadi petunjuk bahwa korban tengah berjuang menghadapi tekanan mental yang berat sebelum insiden terjadi.
Pihak kepolisian hingga kini masih melakukan penyelidikan untuk memastikan kronologi lengkap kejadian dan latar belakang kondisi korban sebelum terjatuh.
“Kami masih mendalami keterangan saksi-saksi dan memeriksa barang bukti yang ditemukan di lokasi,” tutur Waluyo.
Sementara itu, pihak kampus Universitas Pakuan menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa yang menimpa mahasiswinya. Mereka menyatakan siap memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban dan bekerja sama dengan pihak berwenang dalam proses investigasi.
Kejadian ini menambah panjang daftar kasus mahasiswa yang mengalami tekanan mental akibat berbagai faktor, baik akademik maupun pribadi. Pakar psikologi menilai, kejadian seperti ini perlu menjadi peringatan penting bagi lembaga pendidikan untuk lebih serius memperhatikan kesehatan mental mahasiswa, dengan memperkuat layanan konseling dan dukungan psikososial di lingkungan kampus. []
Diyan Febriana Citra.

