MANDEH – Kebakaran hutan dan lahan kembali muncul di wilayah pesisir Sumatera Barat, tepatnya di kawasan wisata Mandeh, Nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia, Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Jumat (14/11/2025) malam. Insiden tersebut sempat menimbulkan kekhawatiran warga setempat, mengingat kawasan ini cukup ramai dilewati kendaraan dan dekat dengan area pemukiman.
Pj Wali Nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia, Dolly Rizaldy, mengonfirmasi kejadian itu dan memastikan bahwa kobaran api tidak sampai menjalar ke area yang lebih luas. Ia menegaskan kebakaran yang terjadi hanya mengenai lahan tanpa tanaman produktif.
“Informasi dari kepala kampung kebakaran diketahui pukul 6 sore dan sekitar pukul 7 lewat malam itu, sudah padam,” ujar Dolly saat dihubungi Katasumbar, Sabtu (15/11/2025) pagi.
Menurut Dolly, area yang terdampak pun tergolong kecil dan tidak mengancam kawasan budidaya maupun fasilitas umum. Ia menyebutkan bahwa lahan tersebut memang belum ditanami dan tidak memiliki vegetasi rapat yang bisa memperbesar potensi penyebaran api.
“Lahan belum berisi tanaman. Yang terbakar tidak sampai satu hektar sedikit,” jelasnya.
Walau kejadian ini tidak menimbulkan kerugian besar, aparat nagari tetap menyoroti pentingnya kewaspadaan masyarakat. Dolly mengakui pihaknya belum dapat memastikan pemicu utama kebakaran, tetapi memperkirakan sumber api berasal dari kelalaian manusia. Ia menduga titik api muncul akibat puntung rokok yang dibuang sembarangan oleh pengguna jalan.
“Dugaan mungkin karena putung. Karena lokasinya di tepi jalan,” ungkapnya.
Kawasan Mandeh, yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Pesisir Selatan, memang memiliki kontur tanah dan hamparan lahan kering yang mudah terbakar ketika cuaca panas. Situasi ini membuat pemerintah nagari memberikan pengawasan tambahan, terutama pada musim kemarau ketika risiko karhutla meningkat.
Selain itu, kejadian ini menjadi pengingat bahwa puntung rokok, meski tampak sepele, dapat menimbulkan dampak serius bagi lingkungan. Pemerintah nagari mengimbau masyarakat, terutama pengendara yang melintas, untuk tidak membuang benda yang berpotensi memicu api. Upaya kecil seperti itu, menurut Dolly, dapat mencegah kebakaran serupa di masa mendatang.
Meski api telah padam dalam waktu relatif singkat, aparat setempat tetap melakukan pengecekan lanjutan untuk memastikan tidak ada titik panas yang berpotensi menimbulkan kebakaran susulan. Mereka juga berencana memperkuat edukasi kepada warga mengenai bahaya karhutla dan langkah pencegahannya. []
Diyan Febriana Citra.

