Prabowo: Bullying di Sekolah Masalah Serius yang Harus Kita Atasi

Prabowo: Bullying di Sekolah Masalah Serius yang Harus Kita Atasi

Bagikan:

BEKASI – Presiden Prabowo Subianto kembali menyoroti maraknya kasus perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah. Dalam kunjungannya ke SMPN 4 Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/11/2025), ia menegaskan bahwa praktik bullying tidak boleh dibiarkan menjadi ancaman bagi peserta didik.

“Itu harus kita atasi,” ujar Prabowo dengan nada tegas, menekankan perlunya langkah menyeluruh untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman.

Pernyataan Presiden muncul di tengah ramainya pemberitaan mengenai dugaan perundungan yang menimpa seorang siswa berinisial MH, 13 tahun, hingga meninggal dunia. Kasus ini memicu keprihatinan luas karena kembali membuka fakta bahwa kekerasan di sekolah masih terjadi dan kerap tidak terdeteksi sejak awal.

Informasi tentang pengalaman pahit yang dialami korban disampaikan oleh kakak sepupunya, Rizky. Ia menuturkan bahwa MH telah mengalami perlakuan tidak menyenangkan sejak masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Situasi semakin memburuk ketika korban disebut menjadi sasaran kekerasan fisik berulang kali.

“Sejak masa MPLS, yang paling parah kemarin 20 Oktober 2025 yang dipukul kepalanya pakai kursi,” kata Rizki, Senin (10/11/2025).

Keterangan tersebut menggambarkan bahwa indikasi perundungan sebenarnya sudah muncul sejak awal tahun ajaran. Namun, dugaan puncak kekerasan yang terjadi pada 20 Oktober 2025 menjadi perhatian serius karena diduga berkontribusi pada kondisi fatal yang dialami MH. Hingga kini, kepolisian setempat masih melakukan penyelidikan terkait kronologi lengkap dan dugaan pelaku.

Fenomena perundungan di sekolah kembali menjadi sorotan nasional karena mencerminkan tantangan yang dihadapi dunia pendidikan dalam menjaga kesehatan mental dan keselamatan siswa. Selain faktor lingkungan sosial, pengawasan internal sekolah serta komunikasi antara pendidik, orang tua, dan murid dinilai menjadi komponen penting untuk mencegah kejadian serupa terulang.

Kunjungan Presiden Prabowo ke sekolah tersebut juga menjadi pengingat bagi pemerintah daerah dan sekolah agar lebih responsif dalam menangani laporan kekerasan di lingkungan pendidikan. Selain penanganan kasus yang telah terjadi, upaya pencegahan melalui pendidikan karakter, penguatan peran guru BK, hingga sistem pelaporan yang mudah diakses perlu dikedepankan.

Kasus yang menimpa MH kini menjadi momentum bagi berbagai pihak untuk mengevaluasi efektivitas mekanisme pengawasan di sekolah. Dorongan dari pemerintah pusat untuk menindaklanjuti kasus bullying secara tegas diharapkan mampu mempercepat perubahan dan menumbuhkan kesadaran bahwa perundungan bukan sekadar pelanggaran disiplin, melainkan bentuk kekerasan yang berdampak jangka panjang pada perkembangan anak.

Dengan respons tegas dari Presiden dan meningkatnya kesadaran publik, diharapkan lingkungan pendidikan dapat kembali menjadi tempat aman bagi setiap siswa untuk tumbuh dan belajar tanpa rasa takut. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Hotnews Kasus