Bentrokan di Tallo Memanas, Satu Tewas dan Rumah Dibakar

Bentrokan di Tallo Memanas, Satu Tewas dan Rumah Dibakar

Bagikan:

MAKASSAR – Ketegangan antarwarga kembali pecah di kawasan pekuburan Beroanging, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (18/11/2025) siang. Bentrokan yang melibatkan dua kelompok pemuda itu kembali berujung pada aksi anarkistis, termasuk pembakaran rumah warga. Tiga rumah dilaporkan hangus terbakar dan aparat kepolisian belum berhasil meredam situasi pada awal kejadian.

Tawuran ini merupakan lanjutan dari konflik yang telah berlangsung dalam beberapa pekan terakhir antara pemuda dari Kampung Borta dan Kampung Sapiria. Insiden terbaru dipicu oleh kematian seorang warga Sapiria bernama Sutte alias Civas (40), yang terkena peluru senapan angin saat bentrokan pada Senin malam (17/11/2025). Informasi mengenai tewasnya Sutte menyebar cepat dan memicu reaksi emosional dari warga yang kemudian melakukan aksi balasan.

“Iya ada, ada (meninggal saat tawuran),” kata Kapolsek Tallo, Kompol Syamsuardi, saat dikonfirmasi pada Selasa siang.

Syamsuardi menilai kematian Sutte sangat mungkin memperuncing konflik antarwarga dan memicu benturan susulan. Ia mengimbau masyarakat untuk menjauhi area bentrokan dan tidak mendekati kawasan pekuburan Beroanging demi keselamatan.

“Saya imbau masyarakat dulu jangan mendekat di situ kalau begitu ancamannya, jangan mendekat di situ. Cari jalan lain,” ujarnya menegaskan.

Sementara itu, aparat kepolisian telah diterjunkan untuk membubarkan massa dan berupaya memadamkan titik api yang membakar rumah warga. Namun, kondisi yang sudah terlanjur panas membuat petugas kesulitan menenangkan kelompok pemuda yang terlibat. Pihak kepolisian juga melakukan penyelidikan lanjutan terkait penyebab pasti kematian Sutte.

“Untuk itu kita masih melakukan pendalaman, masih penyelidikan apakah (korban benar terkena) peluru itu atau bagaimana,” tambah Syamsuardi.

Kawasan Tallo dikenal sebagai salah satu titik rawan tawuran di Kota Makassar. Sebelumnya, pada awal November 2025, bentrokan serupa terjadi dan menyebabkan seorang anak berusia tujuh tahun serta seorang anggota Satpol PP terluka karena tertancap anak panah busur. Insiden itu menjadi peringatan keras bahwa potensi konflik di wilayah tersebut masih tinggi dan memerlukan penanganan serius dari aparat serta tokoh masyarakat.

Pemerhati keamanan lokal menilai bahwa konflik yang terus berulang di Tallo menunjukkan adanya masalah sosial yang lebih dalam, termasuk rivalitas antarkampung dan minimnya ruang mediasi. Meski aparat kepolisian rutin melakukan operasi penertiban, ketegangan masih mudah muncul dan memicu tawuran pada waktu-waktu tertentu.

Situasi pada Selasa siang itu memperlihatkan kembali bagaimana konflik kecil dapat melebar menjadi kerusuhan besar yang berdampak luas pada warga sekitar. Tidak hanya memakan korban jiwa, tetapi juga mengancam keselamatan masyarakat dan merusak fasilitas hunian.

Hingga berita ini diturunkan, polisi masih berjaga di sekitar lokasi untuk mengantisipasi bentrokan susulan dan memastikan warga tidak kembali melakukan aksi pembalasan. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Hotnews Kasus