MALUKU – Aktivitas kegempaan di wilayah timur Indonesia kembali terasa pada Kamis (20/11/2025), ketika Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,4. Peristiwa ini terjadi tepat pukul 11.19 WIB dan sempat dirasakan masyarakat di sejumlah daerah sekitar pusat gempa. Meski demikian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa tersebut tidak memicu ancaman tsunami.
Dalam keterangan resminya, BMKG menyebutkan bahwa episentrum gempa terletak di koordinat 1,59 derajat lintang utara dan 127,15 derajat bujur timur. Titik pusat gempa berada di laut, sekitar 55 kilometer arah barat laut Halmahera Barat, dengan kedalaman 118 kilometer. Kondisi ini mengindikasikan bahwa gempa yang terjadi merupakan gempa tektonik menengah yang biasanya tidak menyebabkan kerusakan signifikan.
Meskipun demikian, getaran gempa tetap dirasakan warga di beberapa wilayah. BMKG mencatat intensitas II skala MMI di Ternate dan intensitas III skala MMI di Naha. Pada skala II MMI, getaran dirasakan sebagian orang, terutama yang berada di dalam bangunan, sementara skala III menunjukkan getaran lebih jelas hingga membuat benda ringan bergoyang. Warga yang berada di lokasi tersebut mengaku sempat terkejut, namun aktivitas masyarakat kembali normal tidak lama setelah kejadian.
Di tengah kondisi tersebut, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap bersikap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang tidak dapat dibuktikan.
“Hati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi,” demikian peringatan BMKG dalam laman resminya. Lembaga tersebut juga meminta masyarakat tetap mengikuti pembaruan informasi dari sumber resmi guna menghindari kesimpangsiuran informasi yang kerap muncul saat terjadi bencana.
Hingga laporan terakhir dirilis, belum ditemukan adanya kerusakan bangunan maupun korban jiwa yang disebabkan oleh getaran tersebut. Pemerintah daerah juga terus memantau situasi lapangan untuk memastikan tidak ada dampak lanjutan yang terlewat. Koordinasi dengan aparat desa dan kecamatan dilakukan untuk memperbarui laporan dari warga, terutama di wilayah yang paling dekat dengan pusat gempa.
Fenomena gempa di Halmahera Barat bukanlah hal baru, mengingat kawasan ini berada di jalur pertemuan lempeng tektonik yang aktif. Kondisi tersebut membuat Maluku Utara menjadi salah satu daerah dengan frekuensi gempa cukup tinggi di Indonesia. Karena itu, edukasi mengenai mitigasi bencana dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi hal penting yang terus disosialisasikan.
Meski gempa kali ini tidak menimbulkan kerusakan, BMKG mengingatkan bahwa masyarakat tetap perlu waspada. Aktivitas seismik dapat terjadi sewaktu-waktu, sehingga pemahaman masyarakat mengenai prosedur penyelamatan sangat dibutuhkan. Pemerintah dan lembaga terkait pun terus berupaya meningkatkan kesiapan infrastruktur serta jalur evakuasi di daerah rawan gempa. []
Diyan Febriana Citra.

