Abdul Mu’ti Tekankan Adaptasi Pendidikan di Era VUCA

Abdul Mu’ti Tekankan Adaptasi Pendidikan di Era VUCA

Bagikan:

TANGERANG SELATAN – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa dunia pendidikan harus bergerak cepat menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi yang berlangsung dalam tempo yang semakin singkat. Menurutnya, disrupsi digital telah menciptakan lingkungan belajar yang serba tidak menentu dan menuntut kemampuan adaptasi yang kuat, baik bagi tenaga pendidik maupun peserta didik.

Pernyataan tersebut disampaikan Abdul Mu’ti dalam Seminar Wisuda Universitas Terbuka yang digelar di UT Convention Centre, Tangerang Selatan, Senin (24/11/2025). Dalam forum itu, ia memaparkan bahwa ekosistem pendidikan saat ini berada di tengah tantangan era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) yang membuat proses belajar harus lebih fleksibel dan berorientasi masa depan.

“Era di mana banyak hal yang berubah dengan cepat. Banyak masyarakat yang mengalami proses-proses disrupsi yang kadang-kadang memang membuat mereka tidak mampu bertahan,” kata Mendikdasmen.

Ia memberikan contoh bagaimana sektor industri menjadi bukti nyata dari cepatnya perubahan. “Banyak perusahaan yang mati karena tidak mampu beradaptasi,” ujarnya. Menurut dia, kondisi tersebut dapat terjadi pula di dunia pendidikan apabila inovasi tidak dilakukan secara berkelanjutan.

Meski demikian, Abdul Mu’ti menekankan bahwa disrupsi digital tidak semata menghadirkan ancaman. Justru, peluang besar tercipta bagi mereka yang mampu merespons perubahan secara tepat.

“Kita perlu terus melakukan inovasi-inovasi yang dengan inovasi itu kita memiliki sustainability dan agility. Kemampuan untuk terus bertahan dan kemampuan untuk terus mengembangkan diri,” tuturnya.

Ia menambahkan, kedua kemampuan itu menjadi kunci utama untuk menghadapi tantangan baru. “Tanpa dua kunci itu, kita mungkin betul-betul akan mengalami digital disruption dan berbagai konsekuensi-konsekuensi yang ada di dalamnya,” lanjutnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah terus menyiapkan berbagai program transformasi yang menyasar peningkatan kualitas guru, penguatan metode pembelajaran, hingga penyusunan kebijakan yang lebih adaptif. Salah satu langkah yang menonjol adalah program pembagian layar pintar interaktif (IFP) ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia, yang merupakan bagian dari program Presiden RI Prabowo Subianto.

Melalui perangkat tersebut, siswa dan guru dapat mengakses materi pembelajaran digital yang lebih variatif. Abdul Mu’ti menyebut, teknologi itu diharapkan mampu membawa proses belajar ke arah yang lebih kreatif, menarik, serta cocok dengan pola belajar generasi saat ini.

Ia menegaskan bahwa inovasi teknologi harus dimanfaatkan untuk memperkuat motivasi belajar, bukan sekadar menjadi fasilitas tambahan.

“Perubahan-perubahan yang ada perlu kita jawab dengan langkah yang nyata dan perubahan-perubahan yang inovatif, yang berdampak dan memberikan relevansi, membekali para guru, membekali para murid untuk mereka bisa bertahan dan siap memasuki dunia masa depan dengan berbagai kompetensi yang mereka miliki,” kata Mendikdasmen.

Dengan demikian, pendidikan Indonesia diharapkan mampu memasuki era digital dengan kesiapan lebih matang dan visi yang lebih terarah untuk membangun generasi yang tangguh di masa depan. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Hotnews