YOGYAKARTA – Operasi pencarian seorang nelayan pencari gurita yang hilang di perairan selatan Gunungkidul akhirnya mencapai titik akhir. Setelah lebih dari 24 jam melakukan penyisiran laut, Tim SAR Gabungan memastikan korban bernama Harun ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Rabu (03/12/2025) pagi. Temuan ini memberikan kepastian bagi keluarga korban setelah menunggu perkembangan sejak kecelakaan laut yang terjadi sehari sebelumnya di Pantai Nguluran, Girikarto, Panggang.
Informasi penemuan jenazah pertama kali disampaikan oleh nelayan yang sedang beraktivitas di laut. Mereka melihat sosok tubuh mengapung sekitar 3,2 kilometer dari titik kecelakaan awal, atau sekitar dua mil dari garis pantai. Nelayan tersebut kemudian melaporkan temuan itu kepada Tim SAR Gabungan yang sedang melakukan penyisiran di sekitar perairan Pantai Gesing.
“Korban berhasil ditemukan oleh nelayan Baron yang sedang beraktivitas di laut, kemudian dilaporkan ke Tim SAR Gabungan yang menggunakan kapal di perairan Pantai Gesing,” ujar Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Surisdiyanto, saat dihubungi melalui telepon pada Rabu.
Surisdiyanto menambahkan, tubuh Harun ditemukan dalam kondisi mengapung tanpa busana sekitar pukul 07.30 WIB. “Dari TKP geser ke tengah. Korban ditemukan meninggal dunia mengapung tanpa busana sekitar pukul 07.30 WIB,” katanya.
Setelah ditemukan, korban dievakuasi menuju Pelabuhan Pantai Gesing sebelum dibawa ke RSUD Saptosari untuk proses identifikasi dan penanganan oleh pihak berwenang. Dengan ditemukannya Harun, operasi pencarian resmi dihentikan. “Saat ini operasi SAR ditutup,” ucapnya.
Peristiwa ini bermula pada Selasa (02/12/2025) ketika tiga nelayan Harun (40), Dahlil (50) warga Pangandaran, dan Budi (30) warga Garut berangkat mencari gurita di sekitar Pantai Nguluran pada pukul 07.00 WIB. Kegiatan berburu gurita dikenal sebagai aktivitas rutin bagi sebagian nelayan setempat, namun area tersebut juga kerap memunculkan risiko tinggi akibat ombak selatan yang tidak dapat diprediksi.
Menurut laporan awal, kapal yang mereka tumpangi diperkirakan terlalu menepi ke area berombak besar. “Diduga kapal terlalu menepi dalam beraktivitas memancing gurita, kapal terhantam ombak besar dari arah selatan, dan kapal terbalik,” kata Suris dalam keterangannya sehari sebelumnya.
Dua nelayan, yaitu Dahlil dan Budi, berhasil menyelamatkan diri dengan berenang menuju tepian. Mereka kemudian ditolong oleh nelayan lain yang kebetulan berada tidak jauh dari lokasi. Keduanya mengalami luka-luka akibat terhempas ombak, namun selamat. Sementara itu, Harun terseret arus dan dinyatakan hilang hingga akhirnya ditemukan pada keesokan hari.
Peristiwa ini kembali mengingatkan masyarakat tentang besarnya ancaman ombak selatan di wilayah Gunungkidul. Meski cuaca terlihat tenang, kondisi perairan sering berubah tiba-tiba, sehingga kewaspadaan harus tetap dijaga, terutama bagi nelayan yang beraktivitas di zona rawan. []
Diyan Febriana Citra.

