ACEH TAMIANG — Di tengah situasi darurat akibat bencana yang melanda Aceh, Menko Pangan Zulkifli Hasan meninjau langsung Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kejuruan Muda Bukit Rata, Aceh Tamiang, Sabtu (13/12/2025). Kunjungan ini menyoroti peran strategis fasilitas layanan gizi yang beralih fungsi menjadi dapur umum untuk menopang kebutuhan pangan warga terdampak.
Kehadiran Zulkifli Hasan yang akrab disapa Zulhas bukan sekadar inspeksi teknis. Ia juga datang untuk memberi dukungan moral kepada para petugas SPPG yang tetap bekerja meski berada dalam tekanan situasi bencana. Sejak banjir dan dampak ikutan lainnya melanda wilayah Aceh Tamiang, SPPG Kejuruan Muda Bukit Rata mengalihkan operasionalnya guna memastikan suplai makanan bagi warga pengungsi dan masyarakat sekitar tetap terpenuhi.
Dalam peninjauan tersebut, Zulhas melihat langsung proses pengolahan makanan, alur distribusi, serta kesiapan logistik dapur. Ia juga berdialog dengan para petugas masak dan relawan yang berjibaku menjaga dapur tetap beroperasi. Menurutnya, keberlangsungan dapur umum di masa krisis adalah kunci menjaga ketahanan pangan dan stabilitas sosial di tingkat komunitas.
Kunjungan itu mendapat apresiasi dari para petugas SPPG. Mereka mengaku merasa diperhatikan dan termotivasi atas kehadiran pimpinan pemerintah pusat di lokasi kerja mereka. Salah seorang petugas masak SPPG Kejuruan Muda Aceh Tamiang, Armiana, menyampaikan rasa syukurnya.
“Alhamdulillah bisa didatangi Pak Zul saya senang bisa dikunjungi dapurnya,” kata Armiana, Sabtu (13/12/2025).
Lebih jauh, Armiana mengungkapkan kondisi yang dihadapi para petugas tidak mudah. Sebagian dari mereka juga merupakan korban langsung bencana. Namun, keterbatasan itu tidak menyurutkan tekad untuk tetap melayani.
“Kami sudah tidak punya rumah lagi tapi masih tetap semangat bekerja di dapur,” ujar Armiana. Pernyataan ini menggambarkan dedikasi petugas yang mengedepankan kepentingan masyarakat luas di atas kesulitan pribadi.
Dari sudut pandang penanganan bencana, alih fungsi SPPG menjadi dapur umum menunjukkan fleksibilitas kebijakan layanan publik di masa krisis. SPPG yang semula berfokus pada pemenuhan gizi kelompok sasaran kini memperluas perannya untuk menjangkau warga terdampak secara lebih luas. Langkah ini dinilai efektif karena memanfaatkan infrastruktur yang telah tersedia, sumber daya manusia terlatih, serta jejaring distribusi yang sudah berjalan.
Selain memberi semangat, Zulhas juga menyerap masukan terkait kebutuhan lapangan, mulai dari pasokan bahan pangan, peralatan dapur, hingga dukungan operasional bagi petugas. Masukan tersebut penting untuk memastikan dapur umum dapat beroperasi berkelanjutan hingga masa tanggap darurat berakhir. Koordinasi lintas sektor antara pemerintah pusat, daerah, dan relawan menjadi penentu kelancaran layanan.
Kunjungan Menko Pangan ini sejalan dengan rangkaian perhatian pemerintah terhadap wilayah terdampak bencana di Aceh. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat, khususnya pangan dan gizi, terpenuhi selama masa pemulihan. Di tengah keterbatasan dan duka, kerja kolektif petugas dapur SPPG dan dukungan pemerintah menjadi penopang harapan bagi warga Aceh Tamiang untuk bangkit kembali. []
Diyan Febriana Citra.

