Luapan Sungai Cipagere Rendam Permukiman Warga Dawuan

Luapan Sungai Cipagere Rendam Permukiman Warga Dawuan

Bagikan:

CIREBON – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memicu banjir di sejumlah kawasan permukiman. Salah satu wilayah yang terdampak cukup parah adalah Desa Dawuan, Kecamatan Tengah Tani, setelah Sungai Cipagere meluap pada Selasa (23/12/2025) sore hingga malam hari.

Luapan sungai terjadi akibat meningkatnya debit air dari hulu, yang kemudian mengalir deras ke kawasan permukiman warga. Air naik dengan cepat dan menggenangi rumah-rumah, menyebabkan aktivitas warga lumpuh serta memaksa sebagian keluarga meninggalkan tempat tinggal mereka demi keselamatan.

Berdasarkan pendataan sementara, sedikitnya 20 kepala keluarga (KK) terdampak langsung oleh banjir tersebut. Mereka terpaksa mengungsi ke gedung serbaguna milik desa setempat sebagai langkah antisipasi untuk menghindari risiko yang lebih besar, terutama bagi anak-anak dan lansia.

Salah seorang warga Perumahan Permata Dawuan, Bayu, mengungkapkan bahwa banjir mulai terasa setelah waktu magrib. Saat ia kembali ke rumah usai bekerja, genangan air sudah memasuki kawasan permukiman.

“Airnya naik cepat. Pas saya pulang kerja, sudah mulai masuk rumah,” ujarnya.

Bayu menjelaskan, hujan yang turun di wilayah Desa Dawuan sebenarnya tidak berlangsung lama dan tidak terlalu ekstrem. Namun, kondisi tersebut berubah drastis akibat kiriman air dari bagian hulu Sungai Cipagere yang debitnya meningkat secara signifikan.

“Kalau hujan di sini saja biasanya aman. Ini karena limpahan dari Cipagere, air kiriman,” katanya.

Akibat derasnya aliran air, banyak warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga. Sejumlah perabot rumah tangga dan perangkat elektronik terendam banjir, menimbulkan kerugian material yang tidak sedikit. Warga hanya bisa menyelamatkan dokumen penting dan sebagian pakaian sebelum air terus meninggi.

Kuwu Desa Dawuan, Amirudin, membenarkan bahwa banjir dipicu oleh meningkatnya debit air di Bendung Cipagere. Berdasarkan laporan yang diterimanya, ketinggian air di bendung tersebut sempat mencapai angka 120, jauh melampaui batas normal.

Ia menyebutkan, beberapa kawasan perumahan menjadi titik terdampak paling parah. Di antaranya Perumahan Lovina, Nuansa Dawuan, BDP, Permata, serta Regency. Lokasi-lokasi tersebut berada di jalur aliran air kiriman sehingga genangan terjadi relatif cepat dan merata.

Meski demikian, Amirudin menyampaikan bahwa kondisi debit air di Bendung Cipagere mulai menunjukkan penurunan. Namun, dampaknya belum langsung dirasakan di wilayah Dawuan karena aliran air membutuhkan waktu untuk surut.

“Di sana sudah mulai turun, mudah-mudahan di sini juga segera surut,” pungkasnya.

Hingga malam hari, warga bersama aparat desa masih berjaga dan melakukan pemantauan situasi. Pemerintah desa juga berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kebutuhan dasar warga yang mengungsi tetap terpenuhi, sembari menunggu air benar-benar surut dan warga dapat kembali ke rumah masing-masing. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Hotnews