MAGELANG – Peristiwa tragis menimpa seorang pendaki perempuan di Gunung Merbabu, Magelang, Jawa Tengah, pada Kamis (25/12/2025) sore. Seorang mahasiswi berinisial MIK (22), asal Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, meninggal dunia setelah tersambar petir saat melakukan pendakian. Kejadian tersebut menyisakan duka mendalam, baik bagi keluarga korban maupun komunitas pendaki.
Korban diketahui mendaki Gunung Merbabu bersama dua rekannya melalui jalur pendakian Basecamp Suwanting. Pendakian dilakukan pada momen libur Natal, ketika aktivitas pendakian gunung mengalami peningkatan. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari petugas di lapangan, insiden terjadi saat rombongan pendaki berada di petak 26, tepatnya di antara Pos 2 dan Pos 3.
Di lokasi tersebut, cuaca dilaporkan berubah dengan cepat. Saat hujan disertai petir mengguyur kawasan Gunung Merbabu, korban diduga berada di area terbuka sehingga berisiko tinggi terhadap sambaran petir. Nahas, sambaran petir mengenai korban hingga menyebabkan korban meninggal dunia di lokasi kejadian.
Setelah menerima laporan adanya pendaki tersambar petir, tim SAR gabungan segera dikerahkan menuju lokasi. Proses evakuasi dilakukan dengan melibatkan berbagai unsur, mulai dari TNI, Polri, Tim SAR, BPBD, hingga masyarakat dan relawan setempat. Medan pendakian yang cukup terjal serta kondisi cuaca menjadi tantangan tersendiri bagi tim evakuasi.
Kapolsek Sawangan, AKP Glent Pitono, menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan sesaat setelah kejadian terjadi. Koordinasi lintas instansi pun langsung dilakukan untuk memastikan proses evakuasi berjalan lancar dan aman.
“Kami bersama TNI, Tim SAR, BPBD, masyarakat dan instansi terkait melaksanakan evakuasi di lokasi dibawa ke RSUD Muntilan,” ujar Kapolsek Sawangan, AKP Glent Pitono, Kamis (25/12/2025) malam.
Jasad korban berhasil dievakuasi dan diturunkan melalui jalur Suwanting. Setelah berhasil dibawa turun dari gunung, jenazah korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muntilan untuk menjalani proses visum oleh tim medis. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari prosedur penanganan korban meninggal dunia akibat kecelakaan di alam terbuka.
Setelah proses visum selesai, pihak kepolisian menyerahkan jasad korban kepada keluarga. Selanjutnya, korban dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan. Pihak keluarga menerima kejadian tersebut dengan duka mendalam, sementara aparat kepolisian dan pihak terkait menyampaikan belasungkawa atas musibah yang menimpa korban.
Peristiwa ini kembali menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap faktor cuaca dalam aktivitas pendakian gunung. Gunung Merbabu dikenal sebagai salah satu destinasi favorit pendaki, terutama saat musim liburan. Namun, perubahan cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan petir dapat terjadi secara tiba-tiba, sehingga pendaki diimbau untuk selalu memantau prakiraan cuaca dan menghindari area terbuka saat kondisi cuaca memburuk.
Selain kesiapan fisik dan perlengkapan, pemahaman terhadap prosedur keselamatan di gunung menjadi hal krusial. Kejadian yang menimpa MIK menjadi pelajaran berharga bagi para pendaki agar lebih berhati-hati dan mengutamakan keselamatan selama berada di alam bebas. []
Diyan Febriana Citra.

