SUKABUMI – Aktivitas seismik kembali tercatat di wilayah selatan Jawa Barat setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 3,4 mengguncang Kota Sukabumi dan sekitarnya pada Senin (29/12/2025) dini hari. Meski tergolong gempa berkekuatan kecil, peristiwa ini menjadi pengingat akan dinamika tektonik yang terus berlangsung di wilayah selatan Pulau Jawa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa tersebut terjadi pada pukul 02.06 WIB, saat sebagian besar warga tengah beristirahat. Berdasarkan informasi awal yang disampaikan BMKG melalui akun media sosial resminya, pusat gempa berada di wilayah laut dengan jarak sekitar 58 kilometer di tenggara Kota Sukabumi.
Secara geografis, titik gempa tercatat pada koordinat 7,44 Lintang Selatan dan 106,95 Bujur Timur. Gempa ini terjadi pada kedalaman 107 kilometer, yang tergolong sebagai gempa menengah hingga dalam. Kedalaman tersebut membuat getaran yang dirasakan di permukaan relatif lemah dan tidak menimbulkan kerusakan berarti.
BMKG menjelaskan bahwa gempa dengan kedalaman lebih dari 100 kilometer umumnya disebabkan oleh aktivitas subduksi lempeng di bawah kerak bumi. Wilayah selatan Jawa memang dikenal sebagai zona pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia yang kerap memicu gempa bumi, baik dangkal maupun dalam.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi mengenai dampak kerusakan bangunan maupun korban jiwa akibat gempa tersebut. Beberapa warga mengaku tidak merasakan guncangan secara signifikan, sementara sebagian lainnya hanya merasakan getaran ringan yang berlangsung singkat. Kondisi ini sejalan dengan karakter gempa dalam yang energinya melemah sebelum mencapai permukaan.
BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Namun demikian, masyarakat tetap diimbau untuk tidak panik dan terus meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah rawan gempa.
Dalam keterangannya, BMKG juga menekankan bahwa data yang disampaikan bersifat sementara dan dapat diperbarui seiring masuknya data tambahan dari jaringan pemantau gempa nasional.
“Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG dalam keterangannya.
Pernyataan tersebut menjadi pengingat bagi masyarakat agar selalu merujuk pada sumber resmi dalam memperoleh informasi kebencanaan. BMKG mengimbau warga untuk tidak mudah terpancing oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, terutama di media sosial, yang kerap memicu kepanikan berlebihan.
Selain itu, BMKG juga kembali mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi. Masyarakat disarankan untuk memahami langkah-langkah mitigasi dasar, seperti mengenali jalur evakuasi, memastikan struktur bangunan memenuhi standar keamanan, serta menyiapkan tas siaga bencana di rumah masing-masing.
Pemerintah daerah bersama instansi terkait diharapkan terus melakukan edukasi kebencanaan kepada masyarakat, mengingat wilayah Jawa Barat termasuk salah satu daerah dengan aktivitas seismik cukup tinggi. Edukasi yang berkelanjutan dinilai penting untuk meminimalkan risiko dan dampak apabila terjadi gempa dengan kekuatan yang lebih besar di kemudian hari.
Dengan adanya kejadian ini, BMKG memastikan akan terus memantau perkembangan aktivitas seismik di wilayah Sukabumi dan sekitarnya. Informasi lanjutan akan disampaikan kepada publik apabila terjadi gempa susulan atau perubahan data yang signifikan. []
Diyan Febriana Citra.

