Antisipasi Banjir, Drainase Jalan Pramuka Samarinda Dinormalisasi

Antisipasi Banjir, Drainase Jalan Pramuka Samarinda Dinormalisasi

Bagikan:

SAMARINDA — Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) terus memperkuat langkah antisipatif menghadapi potensi banjir di akhir tahun. Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah normalisasi drainase di sepanjang Jalan Pramuka, kawasan yang kerap menjadi titik rawan genangan air saat curah hujan meningkat.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Tim Hantu Banyu, unit lapangan Dinas PUPR yang fokus pada penanganan saluran air dan drainase kota. Pengerjaan telah berlangsung selama beberapa hari terakhir dengan menyasar area perbatasan Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu, dan Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara. Lokasi tersebut dipilih karena memiliki kepadatan permukiman yang tinggi dan sistem drainase yang sudah lama membutuhkan perawatan intensif.

Sebanyak 43 personel dikerahkan untuk membersihkan saluran air dari berbagai material penyumbat. Dalam satu hari pengerjaan, tim berhasil mengangkut hingga enam truk sampah dari dalam drainase. Material yang diangkat sebagian besar berupa sampah plastik, limbah rumah tangga, serta endapan lumpur tebal yang menghambat aliran air. Kondisi ini menunjukkan bahwa permasalahan drainase tidak hanya disebabkan faktor alam, tetapi juga dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan usia infrastruktur.

Mandor Tim Hantu Banyu, Toro, menjelaskan bahwa pembersihan dilakukan secara bertahap agar hasilnya maksimal dan menyeluruh. Titik awal pengerjaan dimulai dari perbatasan Jalan M Yamin hingga menuju simpang tiga Jalan Perjuangan.

“Kami fokuskan pembersihan sisi Kelurahan Gunung Kelua. Nanti berlanjut ke seberangnya (sisi Kelurahan Sempaja Selatan, Red),” ujar Toro saat ditemui di lapangan, Selasa (30/12/2025) pagi.

Dalam prosesnya, tim dibantu oleh satu unit ekskavator mini untuk mengangkat material berat. Namun demikian, pekerjaan di lapangan tidak sepenuhnya berjalan mulus. Salah satu kendala utama adalah banyaknya saluran drainase yang tertutup permanen oleh cor semen di depan rumah maupun tempat usaha warga. Kondisi ini menyulitkan petugas untuk menjangkau bagian dalam saluran, baik secara manual maupun menggunakan alat berat.

“Mau tak mau dibongkar dulu, kemudian nanti dirapikan lagi. Ini memakan waktu. Tapi ada juga warga yang membeli material kayu, sekalian kami bongkar cor semennya dan ganti,” jelas Toro terkait penanganan drainase yang tertutup tersebut.

Meski menghadapi tantangan teknis, Dinas PUPR memastikan kegiatan normalisasi tetap berjalan sesuai rencana. Program ini sebenarnya merupakan bagian dari pemeliharaan rutin infrastruktur kota. Namun, pelaksanaannya dipercepat seiring meningkatnya intensitas hujan di penghujung tahun yang berpotensi memicu banjir di sejumlah kawasan.

“Pengerjaan ini sebenarnya rutin dilaksanakan. Ini kan intensitas hujan mulai tinggi akhir tahun, jadi ya jaga-jaga sekalian,” tutup Toro.

Dengan normalisasi drainase ini, Pemkot Samarinda berharap kapasitas saluran air di sepanjang Jalan Pramuka dapat kembali optimal. Aliran air hujan diharapkan mengalir lancar menuju drainase induk sehingga genangan yang kerap muncul dapat cepat surut. Upaya ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya peran bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga fungsi infrastruktur kota demi mengurangi risiko banjir ke depan. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Hotnews