Lihat Cahaya Senter Jadi Semangat, Hanya Pikirkan Keluarga

Lihat Cahaya Senter Jadi Semangat, Hanya Pikirkan Keluarga

RUNTUHNYA 17 unit ruko berlantai tiga di lingkungan Perumahan Cendrawasih Permai di bilangan Jalan A Yani I, RT 17, Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang, akan terus membekas di ingatan Suyaji (42), salah seorang korban yang selamat setelah terkubur 12 jam di runtuhan ruko.

Hagusman/Fachrurrazi

PAGI itu Suyaji perantauan asal Jawa Timur (Jatim) baru bangun dan tiba-tiba dipanggil salah seorang pekerja lain, yang mengajaknya melihat tiang bangunan yang retak.
“Saya diajak naik ke lantai tiga oleh salah seorang teman untuk melihat seberapa parah kondisi retaknya,” beber Suyaji saat ditemui wartawan ketika menjalani perawatan di Ruang Dahlia RSUD AW Sjahranie.
Baru beberapa menit berada di lantai tiga, tiba-tiba saja bangunan ambruk. Suyaji tak bisa berbuat apa-apa dan hanya pasrah. Hanya hitungan detik, sekeliling Suyaji mendadak menjadi gelap gulita.
Saat itulah Suyaji sadar jika dia terhimpit diantara reruntuhan. Suyaji beruntung, karena saat itu dia terhimpit diantara dua dinding cor. Ketika itu Suyaji merasakan sakit di kaki dan punggungnya.
“Saat itu saya hanya bisa berdoa. Sambil berdoa, dipikiran saya hanya anak dan istri saya. Kebetulan ada anak saya yang ikut bekerja di bangunan itu juga,” beber Suyaji.
Seorang anak Suyaji yang akrab disapanya Pingki memang bekerja bersamanya di proyek pembangunan ruko itu, sejak beberapa bulan belakangan ini.
Suyaji sempat merasakan sesak bernafas. Karena selain menahan sakit di kaki dan punggungnya, Suyaji juga tak leluasa bernafas karena terhimpit cor. Supaya bisa bernafas, Suyaji coba membuka ruang dengan mengorek cor di sekitarnya.
Akibatnya kuku-kuku tangan Suyaji pun banyak yang copot. “Saya sempat panik karena sukar bernafas. Saya kemudian mulai berdoa, sehingga bisa tenang dan mengatur nafas,” terang Suyaji.
Saat itu Suyaji sempat kehilangan semangat. Ketika dia mulai lemah, Suyaji kembali teringat anak dan istrinya sehingga kembali bersemangat. Anak dan istrinya terus dipikirkan Suyaji untuk menjaga semangatnya. Akhirnya Suyaji melihat cahaya dan rupanya cahaya tersebut adalah senter dari tim penyelamat yang kemudian mengevakuasinya.
“Saat melihat cahaya senter dan ada teriakan, saya makin bersemangat. Saat itu saya makin yakin akan selamat. Syukurnya saya berhasil selamat meski kaki dan punggung saya sangat sakit. Saya akhirnya dilarikan ke rumah sakit (RSUD AW Sjahranie, Red),” pungkas Suyaji. [] RedFj/SP

Kasus