PROBOLINGGO (Prudensi.com)-Proyek Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) yang berlokasi di desa Karang Anyar Kecamatan Paiton disoroti aktivis, menilai dampak dari aktivitas pembangunan jalan tol membuat warga yang berada di sekitar lokasi pembangunan mengeluhkan dampak dari proyek tersebut. Warga mengeluhkan jalan berdebu saat panas akibat dari pembangunan proyek jalan tol yang sedang berjalan.
“Dasar pengaduan warga sekitar Proyek Nasional Tol Probolinggo Banyuwangi (PROBOWANGI) yang berlokasi di Desa Karang Anyar Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, menyampaikan keluhannya setelah rumah mereka terpapar debu-debu yang berterbangan. Hal ini diungkapkan warga. Ia menjelaskan sejak beberapa hari terakhir ini kondisi jalan Pantura lintas Provinsi semakin memburuk akibat dari kendaraan proyek jalan tol yang keluar masuk membawa tanah. Sehingga membuat debu bertebaran Ke rumah rumah dan pengguna jalan pantura terutama pengendara motor. ”
Koordinator NAWACITA Probolinggo Angkat Bicara.Warga Sekitar Area Proyek Tol yang tercemar debu dari mondar-mandir truk-truk pengangkut tanah, masuk dalam Radius dampak dari polusi pekerjaan jalan tol Probolinggo Banyuwangi (Probowangi) disebabkan mobil truk pengangkutan tanah terus melewati pada jalan Pantura tersebut dan banyak debu bertebaran ke pemukiman warga dan terganggu para pengendara motor khususnya kesehatan para anak balita.
Kemudian Koordinator NAWACITA mengatakan sangat kita sayangkan banyak rumah-rumah warga terkepung debu-debu waktu angin kencang dalam setiap harinya ini, lalu sangat dirasakan kondisi polusi udara yang tidak baik untuk kesehatan bagi masyarakat sekitar, yang mana disini kami bermaksud untuk melakukan berkenaan septi pelaksanaan proyek tersebut, mengingat dilokasi tidak ada pagar pembatas yang menyebabkan debu bertebaran dan menggangu pengguna jalan, mengapa pihak perusahaan tidak melengkapinya.
Lanjutnya Koordinator Nawacita banyak debu yang beterbangan sebagai aktivitas truk yang mengangkut material tanah proyek jalan Tol, hingga kini sangat meresahkan bagi warga sekitar tersebut. terutama gangguan dapat dihirup udara bagi anak bayi dan anak-anak umur 1-17 tahun termasuk lansia rentan penyakit disana, “bisa terganggu pernapasan hingga terinfeksi penyakit asma dan batuk pilek,” tegas Haris.
“Bahkan ada masyarakat hampir setiap hari harus membersihkan rumah termasuk dapur mereka dari debu, disebabkan akibat pekerjaan penimbunan badan jalan tol tersebut. Termasuk tanaman warga yang terkena efek dari polusi debu.”
Kemudian kejadian hal tersebut kami minta kepada pihak pelaksanaan kegiatan melalui Pimpinan PT. Hutama Karya Infrastruktur (Persero) pembangunan jalan tol untuk serius memikirkan kondisi kenyamanan bagi warga, Setidaknya ada kompensasi dari pihak pelaksana pembangunan jalan tol tersebut untuk diupayakan pemberian kepada masyarakat terdampak debu beterbangan sekitar radius 500 meter,” pungkas Haris sapaan Akrabnya.
Awak media mencoba konfirmasi kepada pihak PT. Hutama Karya Infrastruktur (Persero). Via Pesan Singkat Aplikasi Whatsapp Ke Nomor +62 xxxxxxxx248 Selaku Humas namun tidak ada tanggapan hingga saat ini, sampai berita Ini dinaikkan.(Dik)