DPRD KALTIM – Produktivitas pertanian di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mengalami penurunan, luas panen padi pada 2023 di Kaltim diperkirakan sekitar 57,14 ribu hektare, anjlok sebanyak 7,83 ribu hektare atau 12,05 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 64,97 ribu hektare.
Menurut Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim Muhammad Samsun, penurunan luas panen pertanian itu disebabkan lahan pertanian berkurang, terjadi alih fungsi lahan. Hal itu juga yang menjadi catatan mengapa hasil survei menemukan bahwa produksi padi pada 2023 di Kaltim yang diperkirakan sebesar 215,29 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG), mengalami penurunan sebanyak 24,13 ribu ton GKG atau 10,08 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 239,42 ton GKG.
Ditemui media ini di ruangannya, Kantor DPRD Kaltim Jalan Teuku Umar, Karang Paci, Samarinda, Senin (30/10/2023), Samsun, sapaan akrab anggota Fraksi Pardai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengatakan diperlukan analisis mendalam terhadap menurunnya produksi gabah di Kaltim. Dari hasil analisa itu, selain diketahui penyebabnya juga dapat merumuskan strategi antisipasi dan membuat kebijakan yang tepat dalam mengatasinya.
Dia mengaku kurang sependapat dengan pernyataan Ketua Tim Harga dan UMKM BPS Kaltim Indri Astanti yang menyampaikan bahwa penurunan luas panen padi dan produksi gabah kering di Kaltim dampak dari perubahan iklim El Nino. Sehingga menyebabkan banjir di wilayah sentra seperti di Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara pada awal tahun. “Kami memandang bahwa faktor utama yang memengaruhi penurunan produksi adalah berkurangnya lahan pertanian. Hal ini secara signifikan telah mempengaruhi hasil panen,” terang Samsun.
Ia juga memperingatkan bahwa dampak penurunan produksi gabah ini mungkin akan terasa secara nyata pada musim tanam berikutnya. Selain itu, Samsun juga mengangkat isu ketersediaan stok beras menjelang perayaan Natal dan tahun baru, dengan fokus pada peran Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam merancang strategi yang efisien guna memenuhi kebutuhan masyarakat Kaltim. Dia menekankan perlunya menjalankan langkah-langkah antisipasi secara berkelanjutan sepanjang tahun, bukan hanya terkait dengan perayaan khusus seperti lebaran atau Natal. “Pemerintah harus mengantisipasi ini,” ujarnya.
Samsun menyoroti pentingnya memprioritaskan produksi beras lokal sebagai solusi jangka panjang untuk memastikan ketersediaan beras yang stabil di wilayah tersebut, meskipun Kaltim sering mengimpor beras dari luar wilayah ketika stok menipis. Ini kata dia, merupakan langkah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat secara berkelanjutan dan mengatasi penurunan produksi gabah yang tengah dihadapi. “Kita harus menjalankan langkah-langkah antisipasi secara berkelanjutan, bukan hanya terkait dengan perayaan-perayaan khusus seperti lebaran atau Natal. Keberlanjutan pasokan pangan sepanjang tahun perlu menjadi perhatian utama,” tegasnya. []
Penulis: Riyan
Penyunting: Dita Allia Meidira