DPRD KALTIM– Eksistensi rentenir sering kali meresahkan karena memberikan pinjaman dana dengan bunga yang sangat tinggi. Berbagai kemudahan seperti pinjaman tanpa agunan, cepat, dan prosesnya tidak ribet selalu menjadi andalan rentenir untuk menjerat masyarakat. Khususnya pedagang kecil atau pelaku usaha mikro yang membutuhkan modal.
Tidak sedikit masyarakat yang tergiur dengan iming-iming yang ditawarkan rentenir meski sebenarnya mereka sadar bahwa bunga pinjamannya tinggi, bahkan melebihi bunga pinjaman yang ditawarkan perbankan maupun lembaga keuangan resmi lainnya.
Karena itulah, anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Agiel Suwarno mendesak PT Bank Pembangunan Daerah Kaltim Kaltara (Bankaltimtara) untuk memperluas program kredit melawan rentenir dengan bunga nol persen ke seluruh kabupaten/kota di Kaltim.
“Komisi II telah menyetujui pemenuhan modal Rp3,5 triliun ke Bankaltimtara. Jadi sebisanya Bankaltimtara bisa menerapkan program kredit melawan rentenir sebagaimana diterapkan di Samarinda dan Kutai Kartanegara,” kata Agiel ditemui di ruangannya di Kantor DPRD Kaltim Jalan Teuku Umar, Samarinda, Senin (13/11/2023).
Menurut Agiel, program kredit melawan rentenir ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang membutuhkan modal usaha tanpa dibebani bunga tinggi.
Legislator daerah pemilihan Kutai Timur, Berau dan Bontang itu mengatakan, program kredit melawan rentenir ini bisa menjadi salah satu upaya untuk memantapkan perekonomian Kaltim, terutama di tengah pembangunan ibu kota negara (IKN) di Kalimantan.
“Kita harap ekonomi Kaltim dimantapkan, jangan hanya dukungan ke korporasi yang besar saja, yang kecil semacam UMKM juga harus bertumbuh, apalagi yang ada hubungan dengan pertumbuhan IKN, biar jelas uang beredar ke mana,” kata politisi PDI-P itu.
Agiel mencontohkan, di Samarinda ada program Kredit Bertuah, kemudian program yang sama juga diterapkan di Kutai Kartanegara dengan nama Kredit Kukar Idaman. Ia berharap, program tersebut bisa didorong ke sepuluh kabupaten/kota lainnya di Kaltim.
“Yang di Kutai Timur, Berau, Bontang, kredit tanpa bunga belum ada. Padahal, di sana pertumbuhan ekonomi ditunjang pertambangan dan perkebunan cukup besar. Itu butuh UMKM memenuhi kebutuhan di perkebunan dan pertambangan. Tenaga kerja banyak, kebutuhan pokok dan sebagainya sangat luar biasa,” tuturnya.
Ia menambahkan, Bankaltimtara juga harus mendukung pengusaha kecil yang membutuhkan peralatan usaha, seperti percetakan, dengan memberikan kredit tanpa bunga atau bunga rendah.
“Pengusaha kecil banyak membutuhkan di daerah. Misalnya, ada pasar di Kecamatan Kongbeng, Kutai Timur, peredaran uang sampai sehari bisa Rp4-5 miliar. Yang dulunya pasar kecil tapi dikelilingi oleh perkebunan sawit yang penduduknya pekerja banyak, jadi luar biasa,” ungkap Agiel.
Lanjut Agiel, Bankaltimtara dengan penyertaan modal baru tentunya bisa didorong mengembangkan fasilitas UMKM. Pihaknya tidak melarang Bankaltimtara support ke korporasi besar dengan pertimbangan tertentu.
“Tapi UMKM juga harus dibantu. Tentu ada nilai tambah kalau jalan bersamaan, dengan begitu semuanya dapat manfaat bersama,” tutup Agiel. []
Penulis: Riyan
Penyunting: Dita Allia Meidira